Salin Artikel

Tarif Angkot di Balikpapan Naik, Organda: Mending Beri BLT, Kami Sudah Mau Gulung Tikar

Diketahui, saat ini tarif angkot naik menjadi Rp 8000 sekali jalan tergantung dari rute yang ditempuh. Tertinggi penumpang harus merogoh kocek sebesar Rp 14.000 jika rute yang ditempuh cukup jauh sesuai nomor trayek.

Menanggapi hal ini, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Balikpapan, Mubar Yahya tidak setuju dengan opsi kenaikan tarif angkot.

Sebab hal itu bukan menjadi solusi lantaran kondisi operasional angkot sendiri saat ini sudah terseok-seok karena harus bersaing dengan taksi online ataupun ojek online.

“Kalau masalah tarif angkot, saya enggak setuju. Karena dengan kondisi sekarang aja penumpangnya itu 1 atau 2 aja. Apalagi tarifnya dinaikan, ya 0 atau 1 aja penumpangnya,” katanya pada Sabtu (24/9/2022).

Yakni dengan memprioritaskan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik dari pusat, Provinsi maupun daerah itu sendiri. Dari bantuan tersebut dirasa sangat bermanfaat ketimbang menaikkan tarif angkot.

“Nah kan ada BLT, itu kita mengharapkan bahwa BLT itu diprioritaskan juga ke sopir angkot. Kalau bisa ditambahkan. Misalnya BLT pusat itu Rp 300.000, ya BLT tingkat Provinsi juga Rp 300.000 dan daerah misalnya Rp 300.000 juga, jadi ya mending begitu. Pertimbangannya ya karena kalau menaikkan tarif, kondisinya itu penumpang sudah tinggal satu atau dua orang saja,” jelasnya.

Sejauh ini memang belum semua sopir angkot tersentuh BLT. Mubar sendiri belum mengetahui pasti siapa saja dan berapa jumlah sopir angkot yang belum mendapatkan BLT. Namun ia berharap pemerintah turut memperhatikan dan memprioritaskan nasib para sopir pasca BBM naik.

“Untuk BLT itu belum semua sopir itu dapat. Kami belum tahu lagi ini kabar BLT nya, juga belum ada informasi soal itu (BLT). Ya kalaupun misalnya belum ya tolong lah diprioritaskan,” tuturnya.

Berbicara kondisi angkot di Balikpapan, Mubar mengatakan bahwa nasib angkot sudah sangat memprihatinkan.

Banyak dari pengusaha angkot justru gulung tikar dan berganti bisnis lain. Tak sedikit dari angkot yang dijual oleh pemiliknya atau pun hanya menganggur di rumah.

Hal ini terlihat dari jumlah angkot sebelumnya di Balikpapan sebanyak 2.000 unit, kini tersisa sekitar 700 unit saja yang masih beroperasi di jalan. Sehingga pemerintah diminta turut prihatin dan mencari solusi terbaik guna menyelamatkan nasib para sopir angkot.

“Sedih, penumpangnya sedikit. Malah ada yang gulung tikar, dan ada yang angkotnya sudah jadi besi tua,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/24/120147578/tarif-angkot-di-balikpapan-naik-organda-mending-beri-blt-kami-sudah-mau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke