Salin Artikel

6 Upacara Adat Jawa Barat: Tujuan dan Cara Pelaksanaan

KOMPAS.com - Jawa Barat memiliki sejumlah upacara adat yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Upacara adat tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu, seperti prosesi perkawinan, sembahyang, serta perayanan panen

Setiap upacara memiliki tata cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis upacaranya.

Berikut ini nama, tujuan, dan cara upacara adat Jawa Barat.

Upacara Adat Jawa Barat

1. Upacara Adat Ngaruwat Bumi

Upacara adat ngaruwat bumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu ngarawat. Makna kata ngarawat adalah mengumpulkan atau memelihara.

Upacara adat ngaruwat bumi sudah berjalan selama ratusan tahun yang lalu.

Tujuan upacara ngaruwat bumi adalah sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bentuk menolak bencana. Upacara ini juga sebagai bentuk penghormatan pada para leluhur.

Upacara adat ngaruwat bumi merupakan tradisi tahunan masyarakat Jawa Barat.

Biasanya, upacara dilakukan pada tanggal 4 sampai 5 September atau upacara dilakukan selama dua hari.

Ada sejumlah kegiatan yang dilakukan dalam upacara adat ngaruwat bumi, yaitu dadahun, ngadiuken, meuncit munding, ngalawar, sholawatan, numbal, ngarak Dewi Sri, nyawer Dewi Sri, dan pagelaran Wayang Golek.

2. Upacara Adat Sepitan

Upacara adat sepitan juga dikenal dengan upacara khitanan. Upacara adat ini dilakukan hanya untuk anak laki-laki.

Tujuan upacara adat sepitan adalah agar alat vital bersih dari najis. Selain itu, upacara ini untuk memenuhi syarat utama dalam ajaran Islam.

Biasanya, upacara adat sepitan dilakukan jika anak laki-laki menginjak usia 6 tahun.

Cara pelaksanaan upacara adat ini dengan mengundang dokter atau paraji sunat, kerabat, dan tetangga. Sehingga, upacara dilakukan dengan penuh suka cita.

3. Upacara Adat Nenjrag Bumi

Upacara Adat nenjrag bumi banyak ditemukan pada masyarakat di Bandung. Tujuan upacara adat nenjrag bumi adalah supaya bayi tidak mudah kaget dan ketakutan.

Cara pelaksanaan upacara adat nenjrag bumi adalah dengan meletakkan bayi di atas lantai dengan bahan bambu terbelah.

Kemudian, lantai bambu itu diinjak sebanyak tujuh kali. Injakan tersebut sebagai alat terapi untuk bayi agar tidak mudah ketakutan dan kaget.

Sehingga saat dewasa nanti, bayi akan menjadi sosok pemberani dan tidak mudah takut.

4. Upacara Adat Nadran Jawa Barat

Upacara adat nadran merupakan upacara yang dilakukan di pesisir utara Pulau Jawa, seperti Subang, Indramayu, dan Cirebon.

Nadran dikenal juga sebagai larung sesaji yang diartikan juga sebagai pesta laut masyarakat nelayan.

Cara pelaksanaan upacara adat nadran dengan mengangkut dan meletakkan sesajen di atas perahu. Sesajen tersebut dihiasi aksesoris warna-warni.

Dalam tradisi ini juga, ada kepala sapi yang dibungkus kain putih lalu dilemparkan ke dalam laut. Maksudnya adalah sebagai hadiah kepada penguasa laut.

Tujuan upacara adat nadran adalah mensyukuri nikmat hasil tangkapan ikan yang melimpah, mengharapkan adanya peningkatan pada hasil tangkapan pada tahun mendatang, dan doa supaya tidak ada halangan saat melaut.

Nadran merupakan hasil alkuturasi budaya Islam dan Hindu yang telah berusia ratusan tahun dan diwariskan secara turun temurun.

Menurut masyarakat setempat, kata nadran berasal dari kata nazar yang dalam agama Islam bermakna pemenuhan janji.

5. Upacara Adat Saparan

Upacara Adat Saparan atau syafaran dilakukan oleh masyarakat Kampung Baru, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, khususnya masyarakat yang lahir bulan syafar.

Dalam kepercayaan masyarakat setempat, bulan syafar dipandang sebagai bulan yang identik dengan aura negatif.

Orang yang lahir pada bulan tersebut dipercaya akan memiliki karakter kurang baik dan kurang beruntung.

Untuk menetralisir aura negatif ini, orang-orag yang lahir pada bulan syafar biasanya melaksanakan upacara syafaran.

Tujuan upacara adat syafaran adalah untuk menghindarkan orang yang lahir pada bulan syafar tersebut dari dari hal-hal yang merugikan dirinya maupun orang lain.

Mereka juga berharap diberikan keselamatan dan keberkahan dalam kehidupannya.

Cara pelaksanaan upacara adat syafaran adalah warga yang melaksanakan upacara menyiapkan perlengkapan upacara di rumah masing-masing.

Perlengkapan upcara tersebut terdiri dari nasi merah, ayam putih, ayam merah, nasi tumpeng teri, leupeut, kupat, tangtang angin, kue-kue, buah-buahan, dan 7 macam bunga yang dimasukkan dalam wadah berisi air.

Kemudian, penyelenggara mengundang tetangga hadir dalam upacara yang dipimpin oleh tokoh adat setempat.

6. Upacara Adat Seren Taun

Upacara adat seren taun dilakukan secara turun temurun dan rutin setiap tahun.

Upacara adat seren taun merupakan upacara yang disimbolkan dengann mengangkut padi dari sawah ke lumbung padi.

Padi diangkut menggunakan rengkong atau alat pikul yang terbuat dari bambu.

Daerah-daerah yang melakukan upacara adat ini adalah Sukabumi, Kuningan, Cigugur, dan Cisolok.

Tujuan upacara adatt ini adalah ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen di masa sekarang ataupun masa ke depan.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?

disbudpar.cirebonkota.go.id

bobo.grid.id

kebudayaan.kemdikbud.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/09/10/150408078/6-upacara-adat-jawa-barat-tujuan-dan-cara-pelaksanaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke