Salin Artikel

Kisah Subardi Korban Banjir Bengkulu, Gubuk Rusak, Tinggal di Jalan, Kini Bahagia Dapat Bedah Rumah

BENGKULU, KOMPAS.com - Bencana banjir menerpa Bengkulu beberapa hari lalu menyisakan duka bagi Subardi (37) warga Jalan Swadaya 2, Bentiring, Kota Bengkulu.

Gubuk kayu ukuran 3x3 meter tempatnya tinggal rusak parah menyusul kebun sayurnya yang rata oleh banjir.

Subardi telah 2 tahun tinggal di gubuk kayu bersama keluarganya, satu isteri dan 2 anak yang masih kecil. Satu orang menginjak SMP, satunya lagi bayi 21 bulan.

Gubuk Subardi terbuat dari kayu. Mulai dari lantai hingga dinding, termasuk pondasi lantai.

Bagian atap dari seng juga tidak terlalu tinggi. Untuk mengurangi hawa panas, Subardi memberikan lapisan terpal plastik.

Tidak ada kamar ataupun ruangan di gubuk kayu milik Subardi ini. Semua kegiatan dilakukan di satu ruangan, mulai dari memasak, makan, hingga tidur.

Banjir yang menerpa beberapa waktu lalu membuat gubuknya nyaris hanyut. Semua peralatannya hanyut, bahkan tanaman sayur yang menjadi sumber penghasilan untuk makan keluarganya habis tersapu banjir.

Subardi bekerja menanam sayur di belakang rumahnya, dengan penghasilan yang tidak menentu.

“Tidak bisa apa-apa lagi kalau banjir seperti ini. Tanaman sayur saya habis. Padahal sayur inilah penghasilan untuk menghidupi keluarga,” ujar Subardi.

Saat banjir di Kota Bengkulu seminggu lalu, Subardi dan keluarganya mengungsi di jalan.

Saat itulah, kondisi Subardi ini diketahui personel Polda Bengkulu, Iptu Nyarna dan Ipda Radi.

”Pak Bardi ini mengungsi, di jalan, bersama bayinya. Makanya, mau tidak mau, harus secepatnya harus kita bangun rumah Pak Bardi ini,” kata Iptu Nyarna.

Hingga Kamis (8/9/2022), tim bedah rumah dari  Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Polda Bengkulu tiba.

Peletakan batu pertama dilakukan Wakapolda Bengkulu, Brigjen Pol Umardani bersama pejabat utama lainnya di Polda Bengkulu.

Nantinya, rumah Subardi akan dibangun menjadi lebih layak, dengan ukuran 6×6 atau menjadi tipe 36.

“Nanti kita bangun yang layak huni, ada kamar tidur, ada dapur, ada kamar mandi, ada ruang tamunya. Jadi layak huni,” beber Umardani.

Rencananya, pengerjaan bedah rumah milik Subardi ini tidak akan berlangsung lama. Waktu pengerjaan hingga selesai diperkirakan 1 bulan hingga siap huni.

Untuk sumber dana bedah rumah Subardi ini berasal dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Polda Bengkulu, Baznas, dan REI Bengkulu.

Air mata Subardi tampak menetes saat Wakapolda memulai peletakkan batu pertama tanda pembangunan rumah layak huni Subardi dan keluarga mulai dikerjakan.

"Saya habis kata-kata selain ucapan sukur pada Tuhan dan Polda Bengkulu yang memperhatikan nasib kami. Semoga kebaikan bapak-bapak di Polda Bengkulu dibalas Tuhan," ungkap Subardi haru.

Selain melakukan peletakan batu pertama, Polda Bengkulu menyerahkan bantuan sembako kepada 10 warga di sekitar lokasi bedah rumah yang kurang mampu.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/09/221928678/kisah-subardi-korban-banjir-bengkulu-gubuk-rusak-tinggal-di-jalan-kini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke