Salin Artikel

Benahi Kerusakan Hutan, KLHK akan Bangun Pusat Persemaian Bibit Pohon di Sumsel

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan membangun pusat persemaian bibit pohon yang berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan untuk membenahi kerusakan hutan.

Pusat persemaian itu dibangun melalui kerjasama antara pihak KLHK, PUPR, dan Sinarmas dengan memberikan nama lokasi yakni Persemaian Sriwijaya Kemampo.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan provinsi Sumatera Selatan memiliki luas lahan kritis seluas 709.884 hektare, dengan komposisi lahan kritis berada di dalam kawasan hutan seluas 347.034 hektare dan di luar kawasan hutan 362.851 Hekatre.

Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan itu, menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di provinsi Sumatera Selatan.

“KLHK menyiapkan lahan seluas kurang lebih 6 hektare di Kawasan Hutan/KHDTK Kemampo, yang masuk pada wilayah Desa Kayu Ara Kuning, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, sebagai lokasi pembangunan pusat persemaian, yang nantinya dapat memproduksi lebih kurang 10 juta batang per tahun,” kata Siti, Selasa (6/9/2022).

Menurut Siti, bibit yang akan diproduksi pada Persemaian Sriwijaya Kemampo meliputi jenis tanaman endemik seperti Tembesu, Merawan, Gelam, dan Meranti.

Selain itu untuk tanaman estetika seperti Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya dan Tanjung. Serta tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti duku, durian, alpukat, kemiri, nangka, petai, jengkol dan Sirsak.

“Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo diharapkan dapat menjadi pusat produksi bibit di provinsi Sumatera Selatan,” harapnya.

Siti menjelaskan, saat ini terdapat dua unit persemaian yang dikelola oleh Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah-1 (BPTH-1), yaitu persemaian di Sukomoro dan persemaian di Kabupaten Musi Rawas.

Pada dua lokasi persemaian tersebut, dalam setahun dapat memproduksi 2,5 juta bibit pohon yang selalu habis didistribusikan untuk ditanam.

“Pembangunan konstruksi akan berlangsung dalam waktu lebih kurang tujuh bulan. Maka, pada bulan Mei 2023 untuk Persemaian Sriwijaya Kemampo sudah bisa mulai produksi bibit dengan target 10 juta bibit per tahun,” jelasnya.

Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata, menjelaskan,,bibit yang baik dan berkualitas adalah kunci dari keberhasilan penanaman sebuah pohon.

Hingga saat ini, mereka telah mempelajari dan berpengalaman dalam mengembangkan maupun mengelola Pusat Nursery atau rumah bibit.

“Mudah-mudahan dengan pengalaman tersebut, kami dapat memberikan nilai tambah dalam upaya kita bersama, untuk mempercepat pencapaian target Pemerintah Indonesia dalam menghasilkan bibit tanaman hutan dataran rendah dan dataran tinggi, tanaman estetika serta jenis tanaman multipurpose tree species (MPTS) yang berupa tanaman buah-buahan, guna memenuhi alokasi pendistribusian yang tepat sasaran, dalam rangka memenuhi harapan Pemerintah dan kita semua,” jelasnya.

Sementara itu, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin menambahkan, mereka merasa bangga dapat turut berperan serta aktif dalam mendukung tindakan nyata dan implementasi program Pemerintah tersebut.

Terutama untuk mengatasi krisis global termasuk dampak dari perubahan iklim serta terancamnya keberlangsungan keanekaragaman hayati pencemaran lingkungan serta peningkatan sirkuler ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, melalui pembangunan Persemaian Sriwijaya Kemampo ini.

“Pembangunan pusat persemaian ini merupakan kolaborasi tiga pihak yaitu Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Sinar Mas. Kolaborasi seperti ini tentu mempercepat tujuan utama inisiatif Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, agar pembangunan ekonomi semakin pesat dan sekaligus program reahabilitasi lingkungan juga terjaga dengan baik,” jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/06/201156678/benahi-kerusakan-hutan-klhk-akan-bangun-pusat-persemaian-bibit-pohon-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke