Salin Artikel

Angka Stunting di Banten 24,5 Persen, BKKBN: 30.000 Ibu Hamil Berisiko Melahirkan Anak Stunting

SERANG, KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Banten mencatat sebanyak 30.000 ibu hamil berisiko melahirkan anak stunting.

Pelakasana Tugas (Plt) Kepala BKKBN Banten Dadi Ahmad Roswandi, mengatakan, risiko tersebut terjadi akibat terjadinya kehamilan pada usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun.

"Sekitar 30.000 di Banten ini ibu hamil, itu ada resiko stunting. Ketika dia hamil terlalu muda, yang hamilnya 35 tahun jadi dia berisiko stunting," kata Dadi kepada wartawan di Kota Serang, Minggu (4/9/2022).

Selain itu, kata Dadi, jarak waktu kehamilan yang berdekatan juga akan beresisko melahirkan anak dengan kondisi stunting.

"Ada juga dia (ibu) masih punya bayi 6 bulan dan dia hamil lagi ini juga berisiko. Ini membuat prevalensi stunting itu bertambah," ujar Dadi.

Dijelaskan Dadi, faktor penyebab kasus stunting terjadi karena adanya faktor langsung dan tidak langsung.

"Untuk (faktor) langsung itu gizi MP ASI, ASI ekslusif, anemia dan lainnya. Yang tidak langsung ber KB, sanitasi, terkait pendidikan juga berpengaruh," kata Dadi.

Dikatakan Dadi, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah dan mengentaskan kasus stunting.

Langkah yang dilakukan dengan terus melakukan sosialisasi bersama-sama dengan Pemprov Banten dan pamangku kebijakan lainnya.

Selain itu juga terus melakukan perbaikan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

Kemudian, melakukan audit kasus, pendampingan semua calon pengantin, surveilance keluarga beresiko, dan pendampingan keluarga beresiko stunting.

"Kita punya sekitar 200 penyuluh keluarga berencana kemudian 24.000 pendamping keluarga semuanya bahu membahu agar berkolaborasi," jelas Dadi.

Berdasarkan angka prevalensi Stunting di Provinsi Banten pada tahun 2021 terdapat 24,5 persen dari data jumlah balita.

Sedangkan angka prevalensi stunting per Kabupaten dan Kota, yang tertinggi di Kabupaten Pandeglang dengan 37,8 persen, Lebak 27,3 persen, Kabupaten Serang 27,2 persen.

Kemudian di Kota Serang 23,4 persen, Kabupaten Tangerang 23,3 persen, Kota Cilegon 20,6 persen, Kota Tangsel 19,9 persen, dan Kota Tangerang 15,3 persen.

"Untuk tahun 2022 itu target di angka 20 persen dari 24 persen. Empat persen ini juga berat, karena kita khawatirkan ada 30.000 yang berisiko stunting tambahan. Sehingga kita harus mengawal dengan baik. Kalau tidak lost prevalensi kita bisa naik lagi," tandas Dadi.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/04/235733778/angka-stunting-di-banten-245-persen-bkkbn-30000-ibu-hamil-berisiko

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke