Salin Artikel

Telepon Sang Ayah, Berlyanthi Mengaku Disiksa Majikannya di Arab Saudi, Disetrika hingga Disiram Air Panas

Tak hanya dipukul dengan benda tumpul. Berlyanthi juga disetrika hingga disiram air panas. Ia juga dikasih makan hanya tiga kali dalam seminggu.

Hal tersebut diceritakan Berlyanthi saat berhasil menghubungi sang ayah melalui telepon seluler.

Ayah korban, Syamsurizal mengatakan penyiksaan dialami anaknya sejak April 2022.

"Penyiksaan yang dialami seperti tubuhnya diseterika, kepala dibenturkan ke tembok, badan dipukul dan hanya dikasih makan tiga kali seminggu," ungkap Syamsurizal, Minggu (28/8/2022).

Syamsurizal bercerita anaknya nekat kerja ke luar negeri atas kemauannya sendiri karena ingin membantu perekonomian keluarga.

Ia berangkat secara ilegal dan difasilitasi sponsor benama Nurseha, warga Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu.

Sang putri berangka dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima menuju Jakarta pada 10 Februari 2022.

Sampai di Jakarta, ia dibantu pria bernama Ilham untuk mengurus paspor keberangkatan.

"Setelah ada paspor dia langsung diterbangkan ke Riyadh Arab Saudi. Di sana sempat diinapkan beberapa hari di hotel lalu dijemput oleh majikan," ungkapnya.

Menurutnya sang anak sempat hilang kontak selama beberapa bulan karena ponselnya disita majikannya.

Hingga anakanya menghubunginya dan mengaku dianiaya. Saat tahu kondisi anaknya, ia juga kebingungan harus melapor kemana.

Saat video call terakhir, sang anak menunjukkan bekas luka memar pada tangan, leher dan betis.

"Videonya ada karena sempat kita rekam waktu telepon kemarin. Luka memarnya saya lihat ada di tangan, leher juga betis. Katanya diseterika dan disiram air panas oleh majikan," ujarnya.

Syamsurizal sempat mengadukan permasalahn yang dialami anaknya ke Disnakertans Dompu dan BP2MI Mataram. Namun hingga saat ini masih belum ada kabar perkembangannya.

Ia juga berharap putrinya segera pulang ke Tanah Air dan khawatir anaknya tewas disiksa majikannya di Arab Saudi.

"Harapan keluarga bisa segera dipulangkan, kami khawatir dia meninggal di sana," ungkapnya. 

Keberadaan korban masih ditelusuri

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Dompu, Syamsul Ma'arif membenarkan ada pengaduan dari keluarga Berlyanthi Kasih.

Ia menjelaskan laporan tersebut sudah disampaikan ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta.

BP2MI saat ini tengah mencari tahu keberadaan PMI tersebut untuk kemudian dipulangkan ke Indonesia.

"Sudah kita bersurat ke BP2MI, kita minta untuk difasilitasi. Alhamdulillah, sudah ada respons tinggal kita tunggu perkebangannya. Karena anak ini berangkatnya ilegal ya harus kita pulangkan ke Indonesia," kata Syamsul, Minggu.

Ia menyebut BPMI sudah bersurat ke Deputi Penempatan dan Perlindungan TKI Kawasan Eropa dan Timur Tengah pada 31 Agustus 2022.

Surat itu berisi permintaan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) agar menelusuri dan menyelesaikan kasus penganiayaan yang dialami wanita berumur 25 tahun tersebut.

Informasi kronologi kekerasan hingga alamat korban yang tertuang dalam surat pengajuan pihak keluarga, diharapkan mempermudah KBRI di Arab Saudi menelusuri keberadaan korban.

Menurut Syamsul, pada surat tersebut tertulis alamat korban secara jelas dan lengkap.

"Semoga dengan data yang lengkap itu, bisa mempermudah mereka menelusuri keberadaan korban," harap Syamsul Ma'arif

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Junaidin | Editor : Dita Angga Rusiana), Tribun Lombok

https://regional.kompas.com/read/2022/09/03/120100778/telepon-sang-ayah-berlyanthi-mengaku-disiksa-majikannya-di-arab-saudi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke