Salin Artikel

Menyoal Pernyataan Wagub Jabar Uu yang Sebut Poligami Jadi Solusi Tekan HIV/AIDS

Menanggapi hal tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan solusi untuk menekan angka penyebaran penyakit HIV/AIDS adalah menikah dan berpoligami.

"Daripada terkena penyakit itu, menurut saya, solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah," jelas Uu lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (30/8/2022).

Ia menyebut perzinaan membawa banyak mudarat mulai dari penyakit kelamin menular hingga terpapar penyakit HIV/AIDS.

Salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, sebanyak 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa.

"Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/ AIDS. Kedua, anak-anak muda banyak juga yang kena," kata dia.

Selain itu, ia juga menyebut upaya lainnya antara lain sosialisasi, penyuluhan, dan pendidikan seks harus lebuh serius diberikan kepada generasi muda agar terhindar dari perbuatan terlarang.

"Saya berharap kepada anak-anak muda kalau kebelet, kawin saja. Orangtua memberikan dukungan, jangan dihalang-halangi. Kalau dihalangi semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya)," katanya.

Terkait fenomena ibu rumah tangga yang juga terpapar, Uu mengatakan bila suami tak cukup dengan satu pasangan, maka agama pun mengizinkan suami berpoligami dengan syarat dan sejumlah catatan besar.

"Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil, kenapa tidak? Makanya, daripada ibu kena (HIV/AIDS), sementara ketahuan suami seperti itu, mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," tegas dia.

Ridwan Kamil nyatakan tak sependapat

Pernyataan Wagub Jabar Uu menuai kontroversi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahkan menyebut jika tak sependapat dengan pernyataan wakilnya.

"Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat," ujar Emil, dikutip dari akun Instagramnya, @ridwankamil, Selasa (30/8/2022).

Ia menjelaskan Pemprov Jabar telah melakukan berbagai program dan agenda untuk mendeteksi kasus HIV/AIDS di Jawa Barat.

Antara lain skrining dini tes HIV pada populasi kunci, ibu hamil pasien TB, warga binaan pemasyarakatan baik di layanan maupun secara mobile.

Selain itu Pemprov meningkatkan kapasitas petugas di puskesmas untuk mengembangkan layanan test and treat, evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang dites HIV, sifilis, dan hepatitis untuk mengeliminasi pada bayi lahir dari ibu positif HIV, sifilis, dan hepatitis.

Termasuk pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat serta , pemeriksaan viraload bagi ODHA guna melihat evaluasi penggunaan ARV pada ODHA, dan melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV.

Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei mengatakan, poligami bukan jaminan orang tidak terkena HIV/AIDS.

"AIDS itu kan diduga keras dari hubungan yang bebas, jadi mungkin salah satu pemikirannya ada seperti itu. Tapi belum bisa jadi jaminan solusinya (poligami)," ujar Rahmat saat dihubungi lewat telepon seluler, Selasa (30/8/2022).

Menurutnya lebih baik fokus pada pendampingan para orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan medium penyebaran HIV/AIDS.

"Pak Wagub dari satu sisi Islam membolehkan itu (poligami), tapi kan bukan membolehkan hubungan setubuhnya atau poligami (untuk tekan HIV/AIDS). Tapi (solusi seharusnya) bagaimana mengatasi penyakitnya itu," kata dia.

"Dari dulu juga kan dalam Islam tuh poligami dibolehkan, tapi apakah itu sebagai solusi untuk mengatasi AIDS kan belum tentu, banyak faktor. Jadi poligami bukan sebuah solusi yang tepat," tambah dia.

Hal senada juga disampaikan - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Hematologi Onkologi Medik Pengurus Besar IDI Zubairi Djoerban.

Ia menyatakan menikah dan poligami bukan satu-satunya cara mencegah HIV/AIDS.

"Pada prinsipnya penularan kan macam-macam," kata Zubairi di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

"Jadi poligami kalau artinya semuanya setia pada pasangan, yang poligami maupun monogami, ya tidak tertular. Tidak hanya poligami namun monogami atau hubungan seksual dengan satu orang saja tentu tidak terjadi penularan kalau dua-duanya setia," sambungnya.

Ia menjelaskan penularan HIV/AIDS terjadi karena konsumsi narkotika yang disuntik dengan jarum suntik yang sama, berganti pasangan seksual yang memicu penularan kepada istri/suami, infeksi dari ibu ke anak, hingga transfusi darah.

Dia mengakui, risiko penularan HIV/AIDS menjadi tidak ada bila tidak berganti pasangan seksual atau tidak berbagi jarum suntik.

"Intinya adalah kalau yang seksual, kalau saya menikah dengan satu perempuan tidak ada hubungan seks dengan yang lain, itu risiko penularan bisa dikatakan nol. Jadi kalau monogami tapi (mengonsumsi) narkotik, ya tetap tertular," ucap Zubairi.

Ia menjelaskan bagi yang sudah terinfeksi, HIV/AIDS bisa dikelol dengan cara minum obat secara teratur.

Hal ini penting karena pasien yang berobat secara teratur akan memiliki imun yang baik. Bahkan ada yang hidup produktif di atas 20 tahun hingga 28 tahun.

"Jadi intinya HIV/AIDS bisa dikontrol, Anda minum obat teratur maka Anda tidak lagi sakit, tidak rawat inap, bisa menikah, punya anak, dan anaknya tidak tertular. HIV/AIDS sekarang managable," tutur dia.

Wagub Jabar minta maaf dan sebut pendapat pribadi

Setelah mendapat kritikan dari berbagai pihak, Wagub Jabar Uu menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan yang menyebut poligami adalah solusi mengatasi HIV/AIDS.

Uu mengatakan, pernyataan tersebut merupakan pendapat pribadi dan tak mewakil Pemprov Jabar.

"Kalau memang ada hal yang disampaikan oleh saya tidak sependapat dengan masyarakat banyak, saya bermohon maaf tentang statement saya dalam sebuah wawancara seperti itu," ujar Uu di Pusat Dakwah Islam, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022).

"Seandainya ada yang tersinggung dengan statement, pendapat saya sebagai Wakil Gubernur, dan saya bicara bukan atas nama pemerintah, tapi atas nama pribadi saya. Tapi kalau sekali pun pribadi tidak sependapat, ya saya bermohon maaf," paparnya.

Ia menjelaskanya, sebetulnya juga menyampaikan solusi lain untuk mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS. Seperti penguatan keimanan, pendidikan kesehatan, dan edukasi seksual.

"Nah, keempat dan kelimanya baru ada bahasa itu (poligami dan pernikahan), saya akui itu. Tetapi mungkin kok yang booming itu (poligami), sementara (poin) satu, dua, tiga, empat seperti itu (tak diperhatikan)," ungkapnya.

"Jadi kalau pun ada hal-hal yang tidak sependapat dengan poin empat dan lima dengan saya, ya itu menurut kami hal-hal yang biasa dalam kehidupan ini, tidak usah semua sependapat. Tetapi kenapa poin 1, 2, 3, 4 tidak disampaikan, yang disampaikan hanya itu," jelasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha, Dendi Ramdhani, Fika Nurul Ulya | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba, Gloria Setyvani Putri, Diamanty Meiliana)

https://regional.kompas.com/read/2022/09/01/075700078/menyoal-pernyataan-wagub-jabar-uu-yang-sebut-poligami-jadi-solusi-tekan-hiv

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke