Salin Artikel

Kisah Mimin Kelola Homestay dengan Ketulusan Hati, Buat Turis Asing Betah Berlama-lama

Homestay di Desa Timuato ini adalah pengembangan dari penginapan di Kelurahan Siendeng Kota Selatan, Kota Gorontalo. Ia menjalani pengelolaan jasa wisata ini bersama Harry Gobel.

Puluhan wisatawan asing mengantre untuk dilayani, menyiapkan penginapan mungil di rumahnya, menemani jalan ke obyek wisata, hingga mengurus kepentingan wisatawan lainnya, termasuk menjembatani komunikasi awal tetamu mancanegara dengan sejumlah anak muda untuk bermain sepak bola di depan rumahnya.

Belum lagi ia harus memberi arahan kepada sejumlah siswa yang tengah melaksanakan praktik lapangan di tempatnya.

“Wisatawan mancanegara sudah mulai berkurang, karena high season mulai berakhir,” kata Mimin, sapaan akrab Mukmin Badu, Minggu (28/8/2022).

Rating tinggi

Sejumlah keluarga Eropa dan perseorangan memilih tinggal di rumah kayu yang sederhana, dibelakangi rumah tetangga, bahkan bagian depan bersebelahan dengan kandang sapi.

Di sisi lain penginapannya membentang hamparan sawah dan kebun warga yang hijau dipenuhi rumput hingga terlihat Danau Limboto yang tidak jauh.

Di tempat inilah para wisatawan asing merasa nyaman, bahkan dalam aplikasi booking.com tempatnya mendapat peringkat tertinggi oleh ulasan wisatawan yang menginap.

Robim seorang pelancong asal Belanda menuliskan pesan di aplikasi ini dengan kalimat panjang yang mengesankan. Ia menilai homestay yang dikelola ini merupakan yang terbaik yang pernah ia tinggali. Ia benar-benar diperlakukan seperti keluarga.

Mimin, Harry dan seluruh keluarga dan anak-anak menurut Robin adalah orang-orang yang menyenangkan, baik hati, berpikiran terbuka, dan menarik.

“Kami bersenang-senang dengan mereka, ada kelas memasak, jalan-jalan ke pasar lokal, tetapi kebanyakan hanya nongkrong di homestay di malam hari berbagi cerita dan bermain game dengan anak-anak,” tulis Robin dalam booking.com, sebuah aplikasi agen perjalanan daring untuk reservasi penginapan dan produk perjalanan.

Robin menyebut layanan yang diberikan juga menawarkan tips dan perjalanan yang menarik, seperti menyewa sepeda motor, snorkeling dengan hiu paus, perjalanan ke hutan dan mengatur transportasi ke pulau Togean dan Manado atau Bitung.

“Kami sangat senang tinggal di sini sehingga kami memutuskan untuk kembali setelah perjalanan kami ke Togean untuk melihat mereka satu malam lagi. Kami pasti akan kembali dalam beberapa tahun,” tulis Robin.

Mimin adalah wanita muda, bersama Harry Gobel telah membuktikan kemampuannya merintis usaha wisata hingga mendapatkan kepercayaan wisatawan asing, umumnya dari Eropa dan Amerika.

Mereka merintis dari bawah, menawarkan jasa kepada wisatawan asing yang baru tiba di pelabuhan penyeberangan dari kepulauan Togean saat suasana masih gelap, karena kapal feri biasa merapat sekitar waktu shubuh.

“Kami menawarkan apa yang kami bisa, banyak wisatawan yang ingin langsung ke Manado atau Tomohon. Kepada mereka kami bantu mencarikan mobil, namun karena masih gelap gulita kami ajak minum kopi di rumah,” ujar Mimin.

Nyaman

Dari tawaran sekadar minum kopi dan menunggu hari terang, kebaikan dan ketulusan warga Gorontalo ini menjadi buah bibir warga asing yang datang pesiar. Cerita demi cerita menyebar, hingga para pelancong ini merasa nyaman jika ditangani Mimin.

Di tangan ibu muda inilah banyak wisatawan yang kemudian memutuskan untuk tinggal di Gorontalo sebelum melanjutkan perjalanan ke Sulawesi Utara.

Kedatangan para pelancong mancanegara ini telah membuat Mimin dan pelaku usaha wisata lainnya bergairah, kedatangan wisatawan ini telah memberi harapan untuk kembali bangkit seperti era sebelum pandemi.

Gorontalo yang dulunya hanya dikenal sebagai daerah transit, kini mampu menarik wisatawan mancanegara lebih banyak dengan sejumlah atraksinya, di laut dan di daratan, yang tidak kalah menarik dengan daerah lain.

Kelebihan Gorontalo lainnya adalah keramahan masyarakatnya, ini dibuktikan dengan mulai menjamurnya usaha wisata yang melibatkan masyarakat lokal.

“Dalam sehari bisa sampai 20 orang wisatawan asing yang kami harus layani,” ujar Mimin.

Mimin menjelaskan para wisatawan asing ini berasal dari negara Prancis, Belanda, Jerman, dan Spanyol. Mereka tidak melewatkan atraksi wisata hiu paus di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.

Lokasi ini mudah dijangkau oleh semua kendaraan, bahkan untuk bisa melihat satwa air raksasa ini cukup naik perahu nelayan di belakang kampung.

Objek wisata lain yang sudah memiliki nama di Provinsi Gorontalo menjadi incaran pengunjung, seperti jungle tracking di kawasan Hungayono Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) dengan maskot atraksi burung maleo (Macrocephalon maleo), kawasan perbentengan Otanaha yang menyajikan 3 buah benteng kecil berbentuk lingkaran, Olele dan Biluhu yang memiliki spot penyelaman di Teluk Tomini, hingga Suaka Marga Satwa (SMS) Nantu yang menyuguhkan kolam lumpur Adudu, tempat para satwa menyesap lumpur mineral, wisatawan dapat menyaksikan ikon satwa Kawasan ini seperti babi rusa Sulawesi (Babyrousa celebensis), anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran dendah (Bubalus depressicornis).

Apa adanya

Di luar itu, Mimin menawarkan kondisi apa adanya di rumahnya sebagai atraksi yang sangat memikat bagi tetamunya, seperti mengupas bawang atau sayuran lainnya di dapur, lalu memasak ramai-ramai.

Cara Mimin menjual atraksi wisata yang sederhana ini menjadi sesuatu yang mengesankan bagi para tamunya, mereka sangat menikmati pengalaman membuat kuliner dari mengupas bawang, mengulek cabai hingga memasaknya ini.

“Cooking class selalu diminati,” ujar Mimin.

Menariknya, menu yang dibuat bersama ini sesuai ukuran rasa warga Gorontalo. Penggunaan cabai pun tidak dikurangi meskipun banyak wisatawan mancanegara tidak suka dengan masakan yang terlalu pedas.

“Takaran rempah dan bumbu seperti biasanya, demikian juga cabainya. Memang pedas bagi ukuran wisatawan, namun mereka juga harus memahami selera orang Gorontalo, ini pengalaman hidup mereka dengan budaya Gorontalo,” tutur Mimin.

Demikian juga penampilan Mimin saat melayani, ia kerap mengenakan daster seperti halnya kaum wanita lainnya, bahkan dengan anak-anaknya yang masih kecil. Acap kali anak-anak ini merengek atau menangis.

Kepada tamunya ia selalu katakan kondisi apa adanya, banyak anak-anak, bahkan mereka sering ramai. Ia tidak segan meminta maaf jika tamunya terganggu. Jika pun memang merasa terganggu Mimin akan menawarkan untuk pindah hotel yang lebih tenang dan nyaman. Namun sejauh ini ia mengaku tidak ada tamu yang merasa keberatan.

Kondisi ini juga dinikmati pasangan warga negara Belanda, Tim dan Sumi. Keduanya merasa puas tinggal di pondok ini, bahkan keduanya sempat main sepak bola dangdut bersama warga sekitar.

“Tim dan Sumi ini adalah orang Jawa yang diadopsi orang Belanda, kisahnya Panjang,” kata Fajar, kolega Mimin yang menemani Tim dan Sumi menjelajah Gorontalo.

Tim yang aslinya bernama Rudiyanto berasal dari Semarang Jawa Tengah, sementara Sumi memiliki nama panjang Sumiyatin berasal dari orang tua yang tinggal di pedalaman Trenggalek Jawa Timur. Keduanya tidak bisa berbahasa Jawa atau Indonesia.

“Kami merasa nyaman di sini,” kata Sumi.

Selain sepak bola dangdut yang ditawarkan ke wisatawan pada bulan Agustus ini, yang tidak kalah serunya adalah atraksi makan krupuk gantung. Atraksi ini diikuti oleh pasangan bule dan anak-anak kampung.

Dengan panduan musik, peserta ini beradu cepat menghabiskan krupuk yang tergantung dengan tali rafia.

Para wisatawan ini sangat menikmati kegiatan ini, mereka tidak peduli dengan peserta lain yang masih anak-anak, semuanya dilakukan dengan gembira.

Perhatian Mimin kepada para bule agar mereka betah tinggal di Gorontalo ini juga diwujudkan dalam perayaan ulang tahun, tamu yang ulang tahun di penginapannya akan dirayakan secara sederhana dengan cara yang unik.

Mimin akan merias wajahnya seperti badut, lalu memberi kejutan dengan kue atau makanan sebagai sajian di hari ulang tahun si bule. Atraksi ini telah mengharubirukan sejumlah bule.  Mereka merasa mendapat kejutan istimewa saat jauh dari keluarga dan rumahnya. Di sinilah Mimin hadir sebagai saudara mereka.

Cara melayani wisatawan mancanegara ini telah membuahkan hasil baginya, juga koleganya yang bersama-sama bergerak memajukan dunia pariwisata Gorontalo.

Penginapan rumah panggung yang berbahan kayu ini tidak pernah sepi dari tamu luar negeri, bahkan ada yang rela untuk mengantre.

“Banyak yang menginap hingga sepekan, ada juga yang 2-3 hari. Ada juga yang kemudian balik lagi ke kami,” tutur Mimin.

Baginya, wisatawan mancanegara ini adalah keluarganya. Mereka juga membutuhkan perhatian dan interaksi personal agar merasa nyaman selama di Gorontalo. Layanan ini tidak harus membutuhkan sarana yang memadai atau mewah.

Bahkan untuk menjemput turis asing yang baru turun kapal feri dari Togean di pelabuhan penyeberangan, ia hanya menggunakan mobil dengan bak terbuka beralas tikar, juga pernah menggunakan bentor.

Kesederhanaan dan ketulusan ini yang menjadi buah bibir para pelancong antarnegara. Ia tidak pernah mengeluh, bahkan saat dunia pariwisata remuk dihantam badai pandemi Covid-19. Homestaynya sepi berbulan-bulan, tidak ada penghasilan apapun.

Ia tidak berkeluh kesah apalagi meratap, ia banting stir menjadi kurir untuk mengantar paket barang dari sebuah perusahaan ekspedisi. Hujan panas tak dirasakan, bahkan sering kali ia juga membawa anak kecilnya mengantar paket.

Mimin yang lulusan SMEA telah membuktikan bahwa pertumbuhan dunia pariwisata tidak selalu harus membangun gedung megah dan sarana mewah, ketulusan hati jauh lebih penting dan utama.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/30/060003778/kisah-mimin-kelola-homestay-dengan-ketulusan-hati-buat-turis-asing-betah

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke