Salin Artikel

Judi, Berpacu Mencari Keuntungan dalam Ketidakpastian

KOMPAS.com - Praktik judi online maupun konvensional sedang dibabat oleh kepolisian di berbagai daerah.

Beberapa hari terakhir ini, sejumlah operator judi online dengan omzet besar, di antaranya di Sumatera Utara dan Jawa Tengah, tak luput diciduk.

Drajat Tri Kartono, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, mengatakan, beberapa orang menjadikan judi sebagai ladang bisnis.

"Memang ada orang-orang atau pengusaha perusahaan yang memang jualan cari untung lewat judi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

Ia menilai, salah satu faktor yang membuat judi merebak karena masyarakat yang ditawari mau diajak berjudi.

Menurut Drajat, ada dua golongan penjudi. Yang pertama adalah orang yang berjudi karena tuntutan ekonomi.

"Orang yang secara ekonomi kebutuhan hidupnya tidak bisa terpenuhi secara ajek, orang yang kehidupannya hari esok tidak pasti, akan mudah tergoda dengan rangsangan-rangsangan ketidakpastian yang menguntungkan," ucapnya.

Adapun golongan kedua adalah penggemar. Golongan ini mempunyai tingkat perekonomian yang lebih kuat dibanding yang pertama. Salah satu ciri golongan ini adalah mereka berani bermain risiko.

"Mereka beradu untung, gambling. Mereka suka risiko untuk berani maju dalam jumlah (uang) besar," ungkapnya.

Dari dua golongan tersebut terdapat benang merahnya, yakni sama-sama berusaha mencari keuntungan dalam ketidakpastian.

"Judi itu basisnya untung-untungan. Orang mau melakukan itu karena berada dalam situasi ketidakpastian. Dalam ketidakpastian ada kemungkinan keuntungan yang ditawarkan. Probabilitas itulah yang dimainkan, sehingga menarik orang untuk datang dengan harapan mendapat keuntungan tinggi," tuturnya.

Judi meresahkan

Drajat setuju dengan langkah polisi yang memberantas praktik perjudian. Pasalnya, terang Drajat, judi meresahkan karena bisa membuat orang terbuai imajinasi.

"Ini bisa membuat orang berpikir bahwa kerja itu nomor dua. Dia berpikiran cukup dengan bermain maka akan dapat uang. Ini bisa mengakibatkan nilai produktivias manusia akan turun," jelasnya.

Judi, imbuh Drajat, bisa membuat orang tidak berpikir rasional, sistematis, maupun produktif.

"Mereka hanya berpikir bagaimana bekerja mencari keuntungan lewat judi," terangnya.

Hanya saja, Drajat menilai bahwa pemberantasan judi merupakan pekerjaan rumah yang panjang.

"Selama terdapat hambatan-hambatan struktural, misalnya ekonomi, sepanjang kebutuhan-kebutuhan hidup terhalangi, judi akan tetap ada," bebernya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/25/190741678/judi-berpacu-mencari-keuntungan-dalam-ketidakpastian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke