Salin Artikel

Berkaca dari Kasus Selebgram RM yang Promosikan Judi Online, Pengamat: "Influencer" Perlu Diedukasi soal Literasi Digital

KOMPAS.com - Selebgram berinisial RM ditangkap polisi karena diduga terlibat sindikat judi online di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng).

RM merupakan satu dari sejumlah orang yang diringkus aparat Kepolisian Daerah (Polda) Jateng lantaran diduga menjalankan praktik judi.

Perempuan yang memiliki 700.000-an followers di Instagram itu mempromosikan judi online lewat media sosialnya.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, RM terlibat bisnis perjudian sejak Agustus 2021.

Sebelum di Pemalang, RM sempat bekerja di Jakarta. Di ibu kota, ia mempromosikan judi togel.

"Sudah mempromosikan sejak Agustus, saat di Pemalang masih mempromosikan juga," ujarnya di Markas Polda Jateng, Senin (22/8/2022).

RM menuturkan, keterlibatannya dalam sindikat judi online berawal saat dihubungi manajernya.

"Awal mulanya saya dikontak manajer saya yang berada di Bandung (Jawa Barat)," ucapnya, Senin.

Adapun tugas RM ialah membagikan link judi online lewat akun Instagram-nya.

"Tugas saya hanya share link saja,” ungkapnya.

Menyoal selebgram mempromosikan judi online, pengamat media sosial, Hariqo Wibawa Satria, memberikan tanggapannya.

Hariqo menyampaikan, bagi seorang yang memiliki banyak pengikut di media sosial, endorsement menjadi barometer bagi seseorang apakah sudah dianggap sukses sebagai influencer atau belum.


Jika selebgram atau influencer sudah pernah mendapat endorsement, itu akan menjadi pembuka keran endorsement lainnya.

"Ketika sekali dia mempromosikan produk, jasa, ataupun layanan lain, ada kemungkinan nantinya dia mendapat endorsement kedua ketiga. Soalnya, klien melihat apakah sebelumnya dia pernah mendapat endorsement atau belum," tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/8/2022).

Namun, kadang, ada selebgram yang tidak hati-hati dalam menerima endorsement. Hariqo mencontohkan soal kasus selebritas yang terseret kasus kosmetik ilegal beberapa waktu lalu.

"Mereka sudah punya manajemen besar, mereka sudah bisa mengkroscek, cuma mereka tidak memahami bahwa mereka bagian dari media juga. Harus ada verifikasinya, mereka tak dapat itu," paparnya.

Berkaca dari kasus-kasus seperti tersebut, CEO Komunikonten ini berharap agar para influencer di media sosial bisa mendapat edukasi literasi digital.

"Mereka perlu mendapat edukasi literasi digital," sebutnya.

Pasalnya, selama ini, selebgram maupun influencer tidak menjadi target edukasi literasi digital dari pihak-pihak terkait.

"Mereka selama ini dipandang satu level di atas pengguna medsos lainnya. Mereka bahkan kadang memberikan edukasi, tetapi hanya sebatas cara membuat konten dan lain-lain. Namun, saya pandang kering dari sisi keamanan," urainya.

Hariqo pun mengimbau kepada influencer agar membaca lagi aturan keamanan dalam bermedia sosial.

"Sebagai influencer, mereka menanggung beban. Bila salah mempromosikan, akan ada orang yang dirugikan," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/23/200000378/berkaca-dari-kasus-selebgram-rm-yang-promosikan-judi-online-pengamat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke