Salin Artikel

Pantun, Tradisi Lisan Masyarakat Melayu, Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO

Hampir di setiap kegiatan budaya berpantun selalu dilakukan. Bahkan di jaman dahulu, pantun merupakan hal yang dilakukan oleh masyarakat Melayu sehari-hari.

Pantun telah dikenal lebih dari 500 tahun yang lalu sebagai tradisi lisan masyarakat Melayu di wilayah kepulauan di Asia Tenggara.

Pantun merupakan syair yang digunakan untuk mengekspresikan ide dan perasaaan juga nasihat-nasihat sejak kelahiran manusia hingga kematian.

Perjuangan pengusulan pantun merupakan langkah yang tidak singkat, dimulai pada 2016 dengan inisiasi komunitas pantun dan Asosiasi Tradisi Lisan yang tetap mengawal pengusulan hingga ditetapkan.

Saat ini pantun diakui UNESCO dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage (ICH) of Humanity UNESCO atau Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda tentang Kemanusiaan.

Apresiasi tersebut diterima oleh Pemprov Kepri yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri Juramadi Esram, Asosiasi Tradisi Lisan, Lembaga Adat Melayu, Jabatan Warisan Negara Malaysia dan segenap masyarakat yang telah mendukung pengusulan pantun dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dalam Intangible Cultural Heritage UNESCO.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyambut baik penetapkan pantun sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO tersebut. Ini membuat Ansar Ahmad semakin berkomitmen membuat Provinsi Kepri menjadi Kepri Berbudaya.

Dalam tindakannya, Ansar langsung mengundang Dewan Kesenian Kepri untuk membicarakan perihal pengembangan kesenian dan kebudayaan di Kedai Kopi Batu 10, Kota Tanjungpinang.

Ansar memberikan pengarahan kepada Dewan Kesenian Kepri dan Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau untuk membuat berbagai program dan kegiatan dalam pengembangan kesenian.

"Sudah ada beberapa hal yang kita bicarakan dengan Pak Gubernur,. Seperti kegiatan internal di Dewan Kesenian dan juga sinkronisasi dengan mitra strategis Dewan Kesenian seperti Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Provinsi Kepri," kata Ketua Dewan Kesenian Kepri, Raja Ahmad Helmi, Kamis (18/8/2022).


Raja Ahmad Helmi mengungkapkan Gubernur Kepri sangat mendukung penuh pengembangan kesenian di Kepri termasuk berdirinya Taman Budaya Kepri.

Sejatinya dukungan Gubernur dan juga Wagub Kepri, Marlin Agustina terhadap kebudayaan di Kepri bisa terlihat dari visi yang mereka usung yaitu "Terwujudnya Kepri yang makmur, berdaya saing, dan berbudaya".

Demikian pula dengan Misi keempat yang mereka ujung yaitu Mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu dan budaya nasional dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Menurut Raja Ahmad Helmi, Kepri memiliki tiga budaya asli yang sangat potensial untuk dikembangkan dan diperkenalkan di tingkat nasional dan internasional yaitu Mak Yong, Pantun, dan Joget Dangkong.

"Jadi memang Dewan Kesenian Kepri lebih fokus kepada kesenian yang sudah tertinggal dan jadi kearifan lokal, kami sudah banyak mendapat arahan dari pak Gubernur tentang kegiatan yang harus dijalankan," kata dia.

Sementara Dinas Kebudayaab Kepri, Juramadi Esram menambahkan dengan diterimanya sertifikat Pantun sebagai Warisan Dunia merupakan titik awal dari mengakarnya budaya berpantun dalam kehidupan masyarakat Kepri.

"Ini menjadi tugas kita bersama antara Dinas Kebudayaan dan Dewan Kesenian, terutama nantinya ada even bulan bahasa di bulan Oktober yang harus kita betul-betul maksimalkan untuk kebudayaan di Kepri," sebut Juramadi Esram.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/19/161241078/pantun-tradisi-lisan-masyarakat-melayu-jadi-warisan-budaya-dunia-unesco

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke