Salin Artikel

Saat Martinus Sajikan Tuak Manis Pakai Daun Lontar untuk Menteri PDTT dan Gubernur NTT

Toast kenegaraan ini dihadiri Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar bersama istrinya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi, pejabat Forkompinda NTT, serta Anggota DPR RI Komisi IV Julie Sutrisno Laiskodat yang juga  Ketua Dekranasda NTT.

Dalam toast kenegaraan ini, mereka merayakannya dengan meminum tuak manis yang diiris dari nira pohon lontar oleh Martinus Rondo, warga Kelurahan Kolhua, Kota Kupang.

Tuak manis itu disajikan melalui sebuah wadah bernama haik.

Ide unik toast kenegaraan menggunakan haik dan tuak manis ini lahir dari sosok Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat.

Sebelumnya setelah mengikuti peringatan detik-detik proklamasi, Julie mengunjungi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi NTT untuk memantau pengembangan agrowisata.

Di sana, Julie menemukan ide unik untuk menggagas tos kenegaraan menggunakan haik dan tuak manis.

Gayung pun bersambut, ide itu diterima Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Para pemimpin pun menikmati toast kenegaraan menggunakan haik dan tuak manis.

Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Kepala Kejaksaan Tinggi NTT Wisnu Hutama, dan para pimpinan Forkopimda tampak larut dalam perayaan toast kenegaraan tersebut.

Melalui momentum itu, Pemerintah Provinsi NTT ingin memperkenalkan alat dan minuman tradisional asal Nusa Tenggara Timur yaitu haik dan tuak manis.

Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, toast kenegaraan menggunakan haik dan tuak manis, belum pernah dilakukan oleh pemimpin mana pun di dunia.

“Rasanya enak. Ini satu-satunya di dunia yang tos kenegaraannya pakai haik dan tuak manis,” kata Viktor Laiskodat di Kupang, Rabu.

Senada dengan Gubernur NTT, Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar menyebut, minuman tradisional asal NTT itu memiliki cita rasa yang enak dan layak dikonsumsi.

“Ini rasanya manis dan wadahnya antik,” kata Abdul.


Sementara itu, Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, toast kenegaraan menggunakan haik dan tuak manis adalah upaya pemerintah memperkenalkan produk asli NTT.

“Kalau moke dan sopi itu sudah terkenal. Tapi tuak manis ini minuman non alkohol karena tidak difermentasi dan merupakan salah satu minuman yang sangat bagus,” kata Julie.

Menurutnya, dengan launching haik dan tuak manis malam ini, diharapkan budaya membuat haik bisa ditularkan ke anak-anak NTT, supaya produksi haik terus naik dan berdampak secara ekonomi ke masyarakat.

“Jadi kalau tahun kemarin 1.000 ti’ilangga, tahun ini 1.000 sasando, tahun depan mudah-mudahan bisa berkesempatan untuk 1.000 haik,” jelas Julie.

Ide toast kenegaraan menggunakan tuak manis dalam haik, ketika dirinya berkunjung ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi NTT.

Keinginan kuat Julie ini didasari spirit pemerintah Provinsi NTT menjadikan pariwisata sebagai mesin penggerak utama pembangunan di NTT.

Sehingga, berbagai kearifan lokal termasuk minuman tradisional seperti tuak dan haik sebagai wadah perlu mendapat tempat tempat istimewa dalam berbagai momentum.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/18/185235378/saat-martinus-sajikan-tuak-manis-pakai-daun-lontar-untuk-menteri-pdtt-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke