Salin Artikel

“Korea Selatan Terkenal dengan Ginseng, Indonesia Ada Jahe Merah”

LEBAK, KOMPAS.com - Jahe merah menjadi obat herbal primadona dalam dua tahun terakhir, pamornya meningkat saat pandemi Covid-19 merebak.

Sentra produksi jahe merah di Indonesia, di antaranya ada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Lahan yang subur di Kawasan Adat Suku Baduy jadi lokasi utama jahe merah banyak ditanam.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, produksi jahe merah di Lebak meningkat setiap tahun, dari 274.000 kilogram pada 2018 menjadi 1.443.165 kilogram pada 2022.

Satu petani yang sukses menanam jahe merah  di Lebak adalah Rohmat (28). Awalnya dia punya lahan seluas 500 meter persegi di Kecamatan Muncang di tepi pemukiman Baduy.

“Tapi sejak pandemi, permintaan meningkat drastis dan sekarang bisa tambah jadi 2.000 meter persegi,” kata Rohmat kepada wartawan di lahan pertaniannya, Rabu (17/8/2020).

Dari lahan yang dimilikinya tersebut, Rohmat bisa panen hampir satu ton setiap satu kali panen.

Rohmat mengaku, tidak sulit menjual hasil panen jahe merah tersebut, bahkan sebelum dipanen juga sudah ada tengkulak yang siap menampung.

Tapi harga yang dibeli tengkulak cukup murah di bawah rata-rata harga pasar. Namun sejak 2021, sudah jadi mitra PT Kalbe Farma sehingga jahenya dibeli dengan harga lebih tinggi.

“Kalau ke tengkulak Rp 2.000-3.000, kalau ke Kalbe Rp 10.000,” kata Rohmat.

Selain Rohmat, ada 40 petani jahe merah lain di Baduy yang jadi mitra Kalbe Farma. Bukan hanya mitra, mereka juga dibina untuk menghasilkan jahe terbaik dengan kualitas ekspor.

Kepala Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma Hari Nugroho mengatakan, perusahaannya menggandeng mitra petani jahe merah di sekitar Baduy sebagai program untuk membangun ekosistem jahe merah.

Program ini merupakan bagian dari Negeri Jahe Merah yang dirancang Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural (BINA) untuk mendukung ketersediaan jahe merah terbaik di Indonesia.

“Program ini sebagai upaya perusahaan mendukung bahan baku obat di Indonesia khususnya yang berbasis herbal,” kata dia di Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Lebak.

Hari menjelaskan, petani yang menjadi mitra diseleksi lebih dulu dimana sebelumnya mereka mendaftar di ekosistem jahe merah.

Setelah berbagai uji yang dilakukan, petani yang lolos akan mendapat pembinaan sehingga jahe yang dipanen sesuai standar dan memiliki harga jual tinggi dan bersaing di pasar global.

Head of Sourcing & Comdev BINA PT Bintang Toedjoe, Daru Wibowo mengatakan, jahe dari Lebak dipilih untuk bahan baku kerena dikenal berkualitas dan ditanam di lahan subur.

“Petaninya juga memiliki potensi dan kami ingin memajukan wilayah Baduy. Lokasinya juga cocok. Setelah diuji, kualitasnya juga memenuhi standar,” ungkap Daru.

Kerja sama antara Kalbe Farma dengan mitra petani dari Lebak sudah terjalin sejak 2020. Setiap tahunnya petani Lebak memasok 30 ton jahe merah.

Selain di Lebak, petani jahe merah yang menjadi mitra Kalbe juga berasal di seluruh Indonesia dengan total mitra aktif mencapai 1.500 petani.

Head of Commmercialization BINA PT Bintang Toedjoe, Lidya Warjaya mengatakan, ada cita-cita tersendiri dari pihaknya dengan menggandeng petani lokal. Selain mensejahterakan petani, ada harapan untuk menjadikan jahe merah seperti ginseng di Korea.

“Korea Selatan terkenal dengan ginseng, kita ada jahe merah yang jadi kebanggaan herbal Indonesia,” kata dia.

Jahe merah sendiri, menurut Lidya, merupakan herbal spesial dan belum banyak negara yang mengembangkan karena keterbatasan pasokan. Kata Lidya, jahe merah banyak ditemukan di Indonesia tapi tidak di negara lain.

“Jahe gajah dan emprit banyak ditemukan di China, India, tapi jahe merah hanya Indonesia yang berhasil membudidayakan,” ungkap dia.

Dari khasiatnya, jahe merah lebih banyak memiliki antioksidan dibanding jenis jahe lainnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/18/061333978/korea-selatan-terkenal-dengan-ginseng-indonesia-ada-jahe-merah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke