Salin Artikel

Warga Tagih Janji Pemerintah Bereskan Industri Stockpile Batu Bara di Candi Muaro Jambi

JAMBI,KOMPAS.com - Aktivis pelestari cagar budaya di Desa Muara Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Mukhtar Hadi menagih janji pemerintah untuk membereskan industri stockpile (penumpukan) batu bara di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi.

"Candi Teluk I itu sekarang sedang diekskavasi. Tapi stockpile perusahaan batubara masih ada di situ," kata Mukhtar Hadi di pondok Menapo, Senin (15/8/2022).

Dengan adanya industri stokpile batubara dekat dengan situs candi membuat bebatuan candi yang berumur ribuan tahun itu mengalami kerusakan.

Selain itu, puluhan pekerja yang merupakan tenaga lokal, kebanyakan dari warga Desa Muara Jambi, mengalami demam dan batuk-batuk terkena debu.

"Belum ada sebulan mereka bekerja sudah ada yang batuk-batuk dan demam. Jaraknya memang dekat, sekitar 5-10 meter dari Candi Teluk I," kata lelaki yang sehari-hari dipanggil Borju.

Ia mengatakan pada Januari lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan jajarannya dan Pemerintah Provinsi Jambi untuk memindahkan industri stockpile batubara.

Sebulan berselang, Presiden Joko Widodo mengunjungi Candi Kedaton. Borju sempat bertanya langsung dengan Presiden, terkait keberadaan stockpile batubara di candi.

Dalam kunjungannya waktu itu, Luhut mengatakan, industri penumpukan batu bara harus segera dipindahkan. Menurut dia, untuk menjadikan KCBN Muaro Jambi sebagai destinasi berkualitas harus bersih dari industri karena bisa mengancam kelestarian candi.

"Yang pertama kita minta untuk memindahkan semua stockpile batubara di kawasan itu. Jangan ada lagi, karena kawasan Muarajambi itu dulunya adalah universitas tertua," kata Borju mengingat janji Luhut, kala itu.

Stockpile adalah tempat penumpukan batu bara. Stockpile batubara di kawasan percandian Muaro Jambi itu didatangkan dari sejumlah daerah di Jambi dan kemudian diangkut menggunakan kapal tongkang.

Borju menagih janji Luhut yang akan memindahkan stockpile batubara dalam waktu tiga bulan. Namun enam bulan berselang, sejak kedatangan Luhut, nyatanya industri batubara masih melenggang beroperasi.

Borju menyatakan menolak keras keberadaan industri stockpile batubara yang berada di seberang desanya. Suara-suara penolakan terus digaungkan dengan lantang, baik itu lewat puisi ataupun kampanye dan aksi.

Namun,suara-suara penolakan itu oleh pemangku kebijakan dianggap angin lalu. Kini kondisi Candi Teluk I yang tengah terancam itu, Borju tuangkan lewat karya seni diorama.

Lewat diorama itu, Borju ingin menunjukan kondisi pilu yang sampai sekarang masih dihadapi warisan leluhur masa lampau.

Langkah penjajakan

KCBN Muaro Jambi belakangan terakhir menjadi perhatian pemerintah pusat. Ia digadang-gadang bakal menjadi destinasi wisata berkualitas setara dengan Candi Borobudur.

Pemerintah pusat pun tak menampik bahwa KCBN Muaro Jambi belum sepenuhnya steril dari aktivitas industri yang dapat merusak ekosistem.

Hal ini diakui Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Fitra Arda ketika meluncurkan gelaran Kenduri Swarnabumi di Jambi pada 12 Agustus 2022.

Fitra mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus untuk mengelola KCBN Muaro Jambi. Menurut dia, KCBN Muaro Jambi telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional, sehingga ada aturan mengenai keberadaan industri stockpile.

"Kalau dilihat sekarang kan sedang ada pemugaran di Candi Teluk I, dan mereka (perusahaan) menginzinkan untuk pemugaran. Ini artinya perusahaan mulai memperhatikan cagar budaya," ujar Fitra.

"Langkah kedepannya kita akan menjajaki bagaimana kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi ini steril dari hal-hal yang merusak, tentu ini harus dilakukan dengan peraturan secara keseluruhan," tutup Fitra.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/16/182328578/warga-tagih-janji-pemerintah-bereskan-industri-stockpile-batu-bara-di-candi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke