Salin Artikel

Kisah Anggota Paskibra Jawa Tengah, Rindukan Keluarga dan Harus Disiplin Waktu

SEMARANG, KOMPAS.com- Menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam momen Hari Kemerdekaan menjadi impian tiap pelajar.

Dalam upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI) ini, Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan 35 anggota Paskibra untuk mengiring sang pusaka merah putih.

Setelah melewati rangkaian proses seleksi di kabupaten masing-masing, 35 orang tersebut harus menjalani masa karantina di Kota Semarang.

Tentu, anggota Paskibra harus belatih keras demi penampilan mereka pada 17 Agustus mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Gagah Bibit Akhiri. Menurut siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banjarnegara itu, dirinya telah melewati banyak cerita suka maupun duka selama masa karantina.

Di bawah sinar matahari yang terik, Gagah menuturkan, dalam kurun waktu 2 minggu ini, dirinya harus lebih disiplin dalam berkegiatan.

"Kami harus bangun jam 04.00 pagi untuk mencuci, mandi dan sebagainya. Lalu jam 04.30 WIB harus sudah turun ke lapangan olahraga pagi. Latihan mulai pagi jam 07.00 hingga 17.00 sore," jelas Gagah saat ditemui Kompas.com, Senin (15/7/2022).

Awalnya, Gagah merasa ragu untuk bisa melewati proses karantina yang berat.

Namun karena keinginannya membawa nama baik daerah dan sekolah asalnya, dirinya harus bangkit dan bersemangat.

"Saya juga punya tujuan ingin membuat orangtua saya bangga, jadi harus mempertahankan posisi saya di sana," tutur siswa kelas XI IPS 1 itu.

"Tambah satu lagi dari diri sendiri, jadi 70 orang, saya harus melawan ego saya sendiri," tutur Gagah.

Gagah menyebut, selama masa karantina, gadget dari seluruh anggota Paskibra dikumpulkan ke panitia.

Peraturan itu lah yang membuat Gagah merindukan keluarga di kampung halaman.

"Tidak bisa bertukar kabar langsung, keluarga di rumah cuma bisa menyaksikan lewat live Instagram Purna Paskibraka Jateng," tutur dia.

Hal senada juga dikatakan oleh Nesya Marimbi Zahwarani Ardini, siswa SMA N 15 Semarang.

Nesya, sapaan akrabnya, mengaku, selain rindu dengan keluarga, masa karantina membuat dirinya berlatih hidup mandiri.

"Kalau biasanya di rumah masih dibantu untuk nyuci, menyeterika, kita di sini harus beres-beres sendiri," tutur Nesya.

Padahal, tambah Nesya, awalnya dirinya tidak direstui mengikuti Paskibra Provinsi Jateng oleh orang tuanya.

Namun menilik perjuangannya ke belakang, Nesya berani mengambil langkah.

"Yang paling berat mungkin karena jauh dari keluarga. Tapi di sini ketemu teman-teman baru, jadi seperti nemu keluarga baru," jelas Nesya.

Sementara itu, mereka berdua sepakat, terpilih menjadi anggota Paskibraka Provinsi Jateng banyak membawa pengalaman yang mengesankan.

Dengan itu mereka berharap,  kedepannya bisa menebar manfaat dan berperan dalam mengurus Purna Paskibraka di daerah masing-masing.

"Bagaimana caranya bisa berperan mengurus Purna Paskibraka, dan bisa mengatur waktu," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/15/192100878/kisah-anggota-paskibra-jawa-tengah-rindukan-keluarga-dan-harus-disiplin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke