Salin Artikel

Cerita Tarwan, Jemaah Haji asal Purbalingga, Tunggu 9 Tahun untuk Berangkat, Bersyukur Bisa Cium Hajar Aswad

Ia merupakan salah satu dari rombongan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 43 Kabupaten Purbalingga, Kota Pekalongan, Kabupaten Sleman dan Kota Tegal yang tiba di Tanah Air, Minggu (14/8/2022).

Ini merupakan kloter terakhir dari SOC Debarkasi Solo sekaligus menutup seluruh prosesi penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443 H/2022 M di Indonesia.

Tarwan bersama sang istri, Siti Khodriyah (53), mengaku bersyukur bisa mengikuti rangkaian ibadah haji dari awal hingga akhir di Tanah Suci.

Bahkan, dirinya sangat bersyukur bisa mencium Hajar Aswad. Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga.

"Alhamdulillah bisa melaksanakan (ibadah haji) dengan lancar. Pas hari-hari terakhir menjelang kita berangkat ke Madinah Kabah sudah dibuka. Jadi kita bisa menikmati bisa mencium Hajar Aswad, Subhanallah," ucap dia di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Minggu.

Menurut dia pada awal dirinya datang di Tanah Suci, Kabah belum dibuka termasuk Hijir Ismail. Sehingga hanya bisa di luar dan melaksanakan ibadah lainnya.

"Itu merupakan tempat-tempat tertentu untuk mestajabah. Hijir Ismail itu kita shalat dua rakaat kemudian bisa mencium Hajar Aswad walaupun dengan perjuangan berat," kata dia.

Dia mengatakan untuk bisa mencium Hajar Aswad itu dirinya harus berdesakan dengan jemaah haji dari berbagai negara di seluruh dunia.

Tarwan menceritakan, dirinya menunggu sembilan tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci. Seharusnya, dirinya dan sang istri berangkat haji pada 2020.

Tetapi, karena pandemi Covid-19, akhirnya tertunda dua tahun. Tarwan dan istri baru dapat diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini.

"Tapi ya tidak apa-apa (berangkat tahun ini) karena situasional. Alhamdulillah, sekarang sudah terkabul untuk melaksanakan Rukun Islam kelima," ungkap dia.

Untuk diketahui, rombongan jemaah haji kloter 43 masuk Asrama Haji Donohudan Boyolali sekitar pukul 06.45 WIB dengan diangkut bus.

Mereka langsung diarahkan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menuju Gedung Jeddah untuk pemeriksaan kesehatan dan tes swab antigen.

Setelah itu, jemaah haji yang hasilnya negatif diarahkan petugas menuju Gedung Muzdalifah untuk mengikuti prosesi serah terima dan pemulangan ke daerah asal.

Prosesi serah terima dan pemulangan jemaah haji kloter terakhir itu dilakukan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief.

Dalam sambutannya, Hilman mengatakan, bahwa seluruh prosesi penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443 H/2022 M berakhir hari ini dengan kedatangan jemaah haji terakhir SOC Debarkasi Solo.

Menurut dia musim haji tahun ini merupakan sebuah kebahagiaan. Jumlah jemaah haji yang diberangkatkan seluruh Indonesia sebanyak 100.051 orang. Ini sesuai alokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Jumlah tersebut rinciannya adalah sebanyak 92.825 untuk jemaah haji reguler dan 7.226 untuk jemaah haji khusus.

"Ini adalah sebuah kebahagiaan karena kemarin kita harus memberangkatkan 92.825 orang. Tetapi lagi-lagi kita ingat bahwa haji adalah panggilan. Dan tidak semua orang meskipun jadwalnya bernagkat itu istitha'ah. Yang menunggu banyak yang siap tidak berangkat juga. Dan itu jumlahnya Alhamdulillah masih ratusan," kata Hilman.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/15/113022678/cerita-tarwan-jemaah-haji-asal-purbalingga-tunggu-9-tahun-untuk-berangkat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke