Salin Artikel

Profil Kota Ambon

KOMPAS.com - Kota Ambon merupakan ibu kota Provinsi Maluku.

Dalam sejarah, Ambon terkenal sebagai wilayah perdagangan rempah.

Kota Ambon memiliki julukan "Ambon Manise". Julukan itu tersirat saat saat melihat masyarakat menyanyi. 

Sejarah Kota Ambon

Portugis datang ke Ambon pada tahun 1513. Mereka membangun benteng di wilayah itu untuk aktivitas perdagangan dan penyebaran agama.

Portugis membangun benteng yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi di Pantai Honipopu.

Benteng dibangun pada tahun 1575. Pada saat pembangunan, masyarakat pekerja Portugis juga mendirikan perkampungan yang dikenal dengan nama Soa, artinya kesatuan kekerabatan terdiri dari beberapa keluarga.

Perkampungan itu antara lain Soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing, dan sebagainya.

Kelompok masyarakat ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya kota Ambon. Kota Ambon lahir pada tahun 1575.

Pada tanggal 7 September 1921, masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan pemerintah kolonial sebagai manifestasi hasil perjuangan masyarakat Maluku.

Momen ini merupakan kekalahan politis penjajah dan merupakan awal masyarakat Kota Ambon, dalam memainkan peranannya di pemerintah sejalan dengan politik penjajah pada masa itu.

Momen itu juga menjadi modal untuk menentukan masa depan masyarakat Kota Ambon. Sehingga, pada tanggal 7 September ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kota Ambon. Hari Jadi Kota ambon diputuskan pada tanggal 7 September 1575.

Penentuan Hari Jadi Kota Ambon ini merupakan hasil seminar sejarah pada tanggal 14 sampai 17 November 1972.

Seminar tersebut dihadiri tokoh akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, Pemerintah Kodya Ambon, dan Pemerintah Provinsi Maluku.

Kondisi Geografis Kota Ambon

Wilayah Kota Ambon berupa daratan dan lautan. Luas daratan Kota Ambon sekitar 359,45 km2 dan luas lautan sekitar 17,55 km2.

Secara umum, wilayah Kota Ambon berada di sepanjang pesisir dalam Teluk Ambon dan pesisir luar Jazirah Leitimur dengan total panjang garis pantai 102,7 km.

Letak Kota Ambon berada di Pulau Ambon, secara geografis berada pada posisi 3º 34’ 8,40” – 3º 47’ 42,00” Lintang Selatan dan 128º 1’ 33,60” – 128º 18’ 3,60” Bujur Timur.

Batas-batas Kota Ambon secara administratif adalah sebagai berikut:

  • Batas sebelah utara: Petuanan Desa Hitu, Hila, dan Kaitetu, Kecamatan Leihutu, Kabupaten Maluku Tengah.
  • Batas sebelah selatan : Laut Banda.
  • Batas sebelah timur : Petuanan Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
  • Batas sebelah barat : Petuanan Desa Hatu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah.

Kota Ambon terdiri dari lima kecamatan: Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Sirimau, Kecamatan Leitimur Selatan, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, dan Kecamatan Teluk Ambon.

Iklim di Kota Ambon dipengaruhi kondisi geografis wilayah ini yang dikelilingi oleh lautan. Kota Ambon mengalami dua iklim, yaitu iklim tropis dan iklim musim.

Kondisi Demografi Kota Ambon

Jumlah penduduk Kota Ambon berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon sebanyak 387.102 jiwa pada tahun 2022. Jumlah penduduk itu terdiri dari 194.231 laki-laki dan 192.871 perempuan.

Jumlah penduduk yang memiliki KTP Kota Ambon sebanyak 156.867 jiwa pada tahun 2020.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ambon tahun 2020 sebesar 80,84 atau naik 0,03 dari tahun 2019.

Budaya di Kota Ambon

Kota Ambon memiliki beragam beragam budaya, mulai pakaian adat, pakaian pengantin, maupun cerita rakyat.

Pakaian Adat terdiri dari baju cele, baju nona rok, baniang putih, kebaya dansa, kebaya putih tangan panjang, kebaya hitam gereja, dan pakaian pengantin.

Upacara adat di Ambon, yaitu upacara adat sasi, obor Pattimura, makan patita, upacara cuci negeri soya, dan upacara fangnea kidabela.

Ambon memiliki sejumlah cerita rakyat yang menjadi salah satu kekayaan budaya setempat, yaitu Tempayan Soya, Buaya Tembaga, Asal Mula Nama Sirimau, Tanjung Marthafonz, dan Batu Pamali.

Bangunan bersejarah di Kota Ambon antara lain, yaitu Benteng Ferangi, Benteng Amsterdam, Museum Siwalima, dan Masjid Wapauwe.

Suku yang banyak mendiami Kota Ambon adalah suku Ambon. 

Potensi Kota Ambon

Wisata bahari merupaka potensi unggulan Kota Ambon, meskipun potensi ini belum tergarap secara maksimal.

Kota Ambon memiliki sejumlah pantai yang indah antara lain Pantai Liang, Pantai Natsepa, maupun Pantai Pintu Kota,

Potensi perikanan menjadi salah satu potensi unggulan di Ambon. Produksi perikanan meliputi budidaya ikan air laut dan air tawar yang sudah menjadi komoditi.

Budidaya ikan air laut, yaitu ikan karapu, ikan bubara, dan ikan kakap. Budidaya ikan air tawar, yaitu ikan mas, ikan nila, dan ikan lele.

Pengolahan ikan di Ambon dalam bentuk pengasapan dan pembekuan. Tercatat pada 2019, produksi olahan pengasapan ikan sebesar 3.828,32 ton dan olahan pembekuan 4.461,69 ton.

Sumber:

kotakreatif.kemenparekraf.go.id, ambon.go.id/sejarah-ambon, ambonkota.bps.go.id, dan bobo.grid.id

https://regional.kompas.com/read/2022/08/07/193806478/profil-kota-ambon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke