Salin Artikel

Embun Beku di Kuyawage Papua, Fenomena Pertama Tahun 1998 hingga Ada Warga yang Tewas Kelaparan

Hal tersebut dipicu fenomena embun beku yang terjadi di Kuyawage sejak Juni 2022. Total ada 548 orang yang kelaparan karena lahan pertaniannya rusak.

Distrik Kuyawage adalah salah satu wilayah terisolasi di wilayah Papua yang berada di perbatasan Kabupaten Puncak dan Lanny Jaya.

Untuk menuju Kuyawage, warga harus berjalan kaki sekitar satu jam dari titik terdekat kendaraan yang berada di Distrik Tiom, pusat Kabupaten Lanny Jaya.

Terjadi tahun 1998 hingga warga meninggal kelaparan

Christian Sohilait, mantan Sekda Lanny Jaya 2015-2020 bercerita fenomena embun beku di Kuyawage pertama kali terjadi tahun 1998.

Fenomena tersebut bahkan membuat beberapa orang meninggal dunia karena kelaparan. Christian mengaku saat itu ia melihat langsung kondisi Kuyowage.

Sementara pemerintah menyalurkan bantuan langsung menggunakan helikopter. Menurutnya embun beku membuat daerah menjadi kering.

Sementara saat siang hari, panas terik matahari. Cuaca ekstrem tersebut membuat tanaan rusak sehingga gagal panen.

"Jadi embun beku itu bikin daerah itu kering. Embun itu turun mulai jam 2 pagi sampai pagi, itu dingin sekali. Lalu siang hari panas terik, jadi tanaman rusak semua," tutur Christian yang mengaku sudah merasakan langsung fenomena tersebut.

Fenomena kedua terjadi di tahun 2015, saat ia menjabat sebagai Sekda Lanny Jaya. Namun dampak embun tak separah tahun 1998 karena pemerintah langsung menyalurkan bantuan pangan dengan helikopter.

Ia sempat memprediksi fenomena embun beku adalah fenomena 20 tahunan. Namun fenomena tersebut kembali terjadi di tahun 2022 atau 7 tahun dari fenomena terjadi.

Christian bercerita usai embun beku tahun 2015, ia yang menjabat sebagai Sekda Lanny Jaya sempat meminta Dinas Pertanian mencari tanaman yang bisa bertahan di cuaca ekstrem.

Hal itu harus dilakukan agar saat fenomena terjadi, masyarakat tetap punya cadangan makanan.

Namun hingg Christian dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, rencana tersebut belum diwujudkan.

"Waktu itu kita pikir itu fenomena 20 tahunan, tapi ternyata baru tujuh tahun ini sudah terjadi lagi, mungkin karena perubahan iklim. Waktu 2015 kita sudah memikirkan bagaimana masyarakat Kuyawage memiliki lumbung pangan, tapi sampai sekarang belum jadi juga," kata dia.

Menurutnya kawasan Kuyawage adalah wilayah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Puwom Wenda. Semnetara di distrik tersebut tak ada pos keamanan.

Karena alasan tersebut, hanya warga sipil yang bisa masuk mengantar bahan pangan.

"Memang di 2015 itu tidak ada aparat yang ikut, kami jalan sama tokoh agama dan tokoh adat saja, harus sipil yang masuk ke sana," ungkapnya.

Menurutnya menyalurkan bantuan yang dilakukan di wilayah rawan KKB tersebut karena fakot kemanusian.

Hal tersebut juga disampaikan i Danrem 172/PWY Brigjen J.O. Sembiring.

Ia mengatakan karena alasan geografis, pihaknya belum bisa mendirikan pos keamanan.

"Belum ada pos keamanan di sana, titik terdekat ada di Balingga, jadi ke Kuyawage masih beberapa hari jalan kaki," kata Sembiring.

Sementara itu Kapolres Lanny Jaya AKBP Umar Nasetekay mengatakan pihaknya membantu pengamanan hingga di perbatasan Distrik Balingga dengan Kuyawage.

"Kami tidak bisa masuk ke sana, kami hanya antar sampai bukit Kuyawage saja," kata dia.

Ia mengatakan akibat bencana tersebut, warga di Kuyawage dikabarkan sempat mengalami kelaparan karena kehabisan bahan makanan.

Namun hal tersebut sudah teratasi karena bantuan dari Kementerian Sosial sudah berhasil didistribusikan ke lokasi pada Senin (1/8/2022).

"Bantuan sudah masuk kemarin," kata Umar.

Selama terjadi bencana embun beku, Umar menyebut ada tiga warga Kuyawage yang meninggal dunia.

Dua diantara warga sudah sakit sebelum terjadi embun beku dan bertambah parah karena terjadi kekeringan.

"Kalau satu yang meninggal itu anak-anak meninggal karena diare, kalau yang dua orang dewasa sudah sakit tapi sakitnya makin parah saat kekeringan," kata Umar.

Kemensos kirim bantuan

Terkait kekeringan di Distrik Kuyawage, Menteris Sosial Tri Rismaharini telah mengirim bantuan yang mulai distribusikan sejak Senin (1/8/2022).

"Kirim bantuan makanan siap saji, makanan anak, selimut, pakaian dewasa, pakaian anak-anak ke Kuyawage. Segera," kata Risma melalui keterangan tertulis, Rabu (3/7/2022).

Bantuan yang diberikan berupa makanan siap saji 1000 paket, makanan anak 500 paket, sembako 500 paket, dan beras 2.800 kg.

Termasuk juga selimut 1000 lembar, pakaian anak 500 potong, pakaian wanita dewasa 250 potong dan pakaian pria dewasa 250 potong.

Pengiriman bantuan dilakukan dari Gudang Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial di Jayapura, Papua.

Bantuan tahap pertama dikirim pada Jumat (29/7/2022) dari Jayapura mengguana pesawat sewa. Di hari yang sama, bantuan juga dikirim dari Timika dengan enggunakan dua pesawat sewa.

Bantuan tahap kedua dikirim pada Sabtu (30/7/2022) dari Japura dengan satu pesawat sewa. Sementara bantuan dari Timika, dikirim menggunakan lima pesawat sewa.

Semua bantuan transit di Mapolres Lanny Jaya. Distribusi bantuan sempat terkendala longsor dan jalanan yang berlumpur.

Distrbusi pun dimulai sejak Senin (1/8/2022) dengan pegawalan aparat menuju ke lokasi dan dilanjutkan jalan kaki menuju Ditsrik Kuyowage oleh pihak gereja.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Priska Sari Pratiwi), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2022/08/04/075800778/embun-beku-di-kuyawage-papua-fenomena-pertama-tahun-1998-hingga-ada-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke