Salin Artikel

Cerita Zainuddin Lari Jarak 600 Km dari Gunung Lawu ke Monas demi Kemanusiaan

KOMPAS.com - Zainuddin (30), warga Babadan, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, bertekad mewujudkan mimpinya berlari dari Cemoro Sewu Gunung Lawu ke Monumen Nasional di Jakarta.

Aksinya ini bukan tanpa alasan, Zaenudin pernah mengalami koma selama tiga hari akibat permasalahan kesehatan gangguan paru-paru yang pernah dideritanya.

"Pengobatannya kan butuh waktu, saya bayangkan bagaimana dengan kanker. Setelah sembuh dari sakit, saya bertekad untuk membantu para penderita kanker," kata dia di Pos Cemoro Sewu, Minggu (31/7/2022).

Hal ini menjadi titik balik dirinya untuk mengabdikan hidup demi kemanusiaan salah satunya adalah menggalang dana untuk anak-anak penderita kanker.

"Saya memang menggalang dana untuk anak penderita kanker dengan preorder kaus, atau bisa juga ke rekening. Semua akan saya serahkan ke mereka," terangnya.

Relawan basecamp Cemoro Lawu Gunung Lawu ini akhirnya mulai berlari dari Cemoro Sewu dengan target 14 hari menuju Monas.

Dia ditemani rekannya, Rizky Ramadhan, yang membawa perbekalan memulai aksi ini pada Minggu (31/7/2022).

"Saya berlari, Rizky naik motor sambil membawa logistik untuk keperluan selama perjalanan," jelasnya, Selasa (2/8/2022), dikutip dari Kompas.com.

Dalam persiapannya, dia hanya melakukan latihan tiga kali sebelum berangkat.

"Kalau capek ya istirahat. Tapi saya lari saat pagi selama dua sampai tiga jam, lalu istirahat karena siang sangat panas. Sore hingga malam saya lari lagi, kemudian istirahat,"
ujarnya.

Zaenudin juga sudah menyiapkan berbagai bentuk perbekalan serta kebutuhan obat-obatan selama perjalanan.

"Utamanya saya bawa P3K, alat tensi darah dan cek saturasi. Untuk sepatu hanya bawa satu yang saya pakai," paparnya.

Dia mengatakan sampai saat ini belum ada kendala berarti selama perjalanan.

"Kalau capek ya pasti capek, tapi saya nikmati saja. Ini kaki juga mulai memerah di bagian engkel, tapi saya istirahatkan agar bisa lari sampai ke Monas. Apalagi saya bukan atlet lari, hanya pemandu di gunung tentu beda dengan yang biasa lari," kata Zainuddin.

"Targetnya dua minggu tapi situasional saja, saya lebih memilih fokus untuk lari dan sampai di Monas," katanya.

Untuk menempuh jarak 600 kilometer menuju ke Monas, Zainuddin mengaku memilih berlari dari sore hari hingga pagi hari.

Dia mengaku akan memilih beristirahat di kantor-kantor polisi yang dilewati.

"Kalau detak jantung sudah melebihi 150 kita akan lari pelan, menyesuaikan saja hitungan untuk lari kencang atau jalan," ujar dia.

Selain itu, Zaenudin juga ingin mengampanyekan pentingnya safety kepada para relawan di gunung atau pendaki yang sering kali meremehkan hal tersebut.

"Saya selaku relawan di gunung melihat masih banyak pendaki yang meremehkan perlunya safety, padahal kalau ada kejadian kecelakaan nanti petugas di basecamp yang disalahkan. Selain itu, ada runner atau atlet yang tidak membayar retribusi karena berbagai alasan," paparnya.

Dia berharap dengan niatnya lari sampai Monas bisa mengedukasi para pendaki agar lebih sadar safety.

"Di gunung, semua hal perlu disiapkan, jangan meremehkan," kata Zaenudin.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana, Kontributor Magetan, Sukoco | Editor Pythag Kurniati, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2022/08/02/142004178/cerita-zainuddin-lari-jarak-600-km-dari-gunung-lawu-ke-monas-demi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke