KOMPAS.com - Museum Sangiran atau Museum Prasejarah Sangiran adalah museum arkeologi terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
Lokasi Museum Sangiran terletak di dekat situs fosil purbakala Sangiran.
Wilayah ini merupakan salah satu Situs Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO pada tanggal 6 Desember 1996.
Kawasan ini merupakan Kubah Sangiran yang terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (sekitar 17 Km dari Kota Solo).
Luas Museum Sangiran 16.675 meter persegi
Sejarah Singkat Museum Sangiran
Museum Sangiran berdiri pada tahun 1977.
Pembangunan Museum Sangiran dilakukan dengan banyaknya penemuana benda-benda purbakala yang ditemukan di daerah situs manusia purba Sangiran ini
Daerah situs Sangiran merupakan pusat kehidupan manusia purba pada zaman pra sejarah.
Area situs merupakan jejak tinggalan berumur dua juta hingga 200.000 tahun yang lalu masih dapat ditemukan hingga saat ini.
Adalah GHR Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropoligi Jerman yang bekerja pada pemerintahan Belanda di Bandung pada tahun 1930-an.
Koeigswald meneliti manusia purba dan binatang purba di daerah Sangiran. Ia menemukan fosil Homo Erectus serta berbagai fosil binatang.
Koenigswald juga melatih masyarakat setempat untuk mengenali fosil dengan cara yang benar saat menemukan fosil.
Pada awalnya, hasil penelitian dikumpulkan di rumah Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan hingga 1975.
Pada waktu itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Kemudian muncul ide untuk membangun sebuah museum.
Awalnya, Museum Sangiran dibangun dengan luas 1000 meter persegi, letak museum berada di samping Balai Desa Krikilan.
Bangunan museum yang representatif baru dilakukan pada tahun 1980 karena fosil yang ditemukan semakin banyak serta untuk melayani wisatawan.
Bangunan museum memiliki luas 16.675 meter persegi, sedangkan bangunan untuk museum seluas 750 meter persegi.
Bentuk museum berupa bangunan joglo yang terdiri dari ruang pameran, laboratorium, aula, perpustakaan, ruang audio visual, mushola, gudang penyimpanan, toilet, area parkir, dan souvenir.
Pengertian Museum Sangiran
Museum Sangiran adalah museum yang menyimpan berbagai tinggalan sisa-sisa kehidupan yang terjadi pada masa purba.
Museum Sangiran merupakan museum koleksi manusia purba yang terlengkap di Asia, yang terdiri dari 65 persen fosil hominid purba di Indonesia dan 50 persen di dunia.
Selain itu, Museum Sangiran juga memiliki kondisi situs atau lingkungan yang khas yang menjadi laboratorium alam.
Museum Sangiran juga mewakili seluruh perubahan gejala alam pada masa purba dengan beberapa lapisan atas stratigrafi tanah di dalamnya serta kubah pada puncaknya.
Museum juga menjadi tempat evolusi fisik manusia purba pertama di dunia, sehingga museum ditetapkan menjadi cagar budaya dan warisan budaya dunia.
Koleksi Museum Sangiran
Museum Sangiran menyimpan koleksi benda-benda purbakala sebanyak 13.806 koleksi yang tersimpan di dua tempat, yaitu 2.931 koleksi tersimpan di ruang pamer dan 10.875 di dalam ruang penyimpanan.
Koleksi Museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia (salah satunya homo sapiens), binatang bertulang belakang, binatang laut dan air tawar, batuan, dan artefak batu (serpih, bilah, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, serta kapak).
Pengaruh Museum Sangiran
Museum Sangiran memberikan pengaruh sangat besar terutama pada ilmu pengetauan.
Adanya penemuan baru dan kondisi lingkungan yang khas labiratorim alam, menjadikan Museum Sangiran bersama situs Sangiran sebagai pusat penelitian dan edukasi.
Selain itu, keberadaan museum juga untuk menumbuhkan kesadaran dan wawasan sejarah akan pentingnya sebuah fosil untuk pengetahuan generasi penerus.
Sehingga, kegiatan penyelundupan dan perdagangan fosil secara ilegal tidak ada lagi di Sangiran.
Sumber:
www.sragenkab.go.id, asosiasimuseumindonesia.org, kebudayaan.kemdikbud.go.id, dan lib.unnes.ac.id
https://regional.kompas.com/read/2022/07/28/192328678/sejarah-singkat-museum-sangiran-pengertian-koleksi-dan-pengaruh