Salin Artikel

Kesaksian Vanne, Suaminya Ditembak di Depannya oleh Polisi hingga Tewas, Bantah Suami Bawa Senjata Tajam

Ia ditembak di depan sang istri, Vanne Warouw hingga tewas.

Menurut keterangan polisi, korban berbuat keributan dengan mengancam warga serta petugas dengan senjata tajam.

Hingga polisi melakukan tindakan tegas dan terukur dengan cara melumpuhkannya.

Tetapi, keterangan polisi tersebut dibantah oleh istri korban, Vanne Warouw.

Vanne Warouw membantah bahwa suaminya membawa sajam pada saat sudah diamankan di rumah.

"Jadi pada saat selesai kekacauan di depan jalan, keluarga langsung mengamankan korban untuk dibawa ke rumah,"ujar Vanne

"Tetapi entah kenapa tiba-tiba korban banggun dari tidurnya lalu mengambil vas bunga di meja," kata Vanne.

Setelah itu, korban berlari ke depan sambil membawa vas bunga.

"Sekali lagi vas bunga bukan sajam," tuturnya.

Sampai di depan, korban bertemu dengan polisi.

"Mungkin karena polisi mengira korban membawa sajam jadi meraka mundur, pada saat mundur satu polisi jatuh, mungkin mereka mengirah suaminya saya membawa sajam jadi mereka mundur ," ucapnya.

Salah satu dari polisi yang ada di sana mencabut pistolnya dan langsung mengeluarkan tembakan pertama ke atas.

"Terus tembakan yang kedua ke suaminya saya," pungkasnya

Vanne mengaku, sangat kaget ketika polisi menambak suaminya. Saa itu ia ada di belakang suaminya dan berjarak tidak jauh.

"Pada saat suami saya ditembak, saya di belakang dan bukan cuma saya masih banyak orang juga," bebernya.

Saat suaminya terjatuh usai mendapat tembakan, ia mencoba untuk memegang suaminya namun tidak diizinkan oleh pihak kepolisian.

"Kepolisian tidak memberikan izin kata mereka mau olah tkp dulu," jelasnya.

Ia sempat meminta tolong agar suaminya dibawa dulu ke rumah sakit.

"Saya berkata tolong bawa dulu di rumah sakit tetapi polisi berkata itu urusan mereka jangan pegang, jadi saya juga tidak berani pegang karena mendengar perintah mereka," terangnya.

Polisi sebut Raymond serang petugas

Kasi Humas Polresta Manado Iptu Sumardi menjelaskan, Raymond saat membuat keributan dalam kondisi mabuk.

Raymond memecahkan botol kaca dan langsung menyerang Bripka SR hingga terjatuh.

"Bripka WL bersama dengan saksi dan teman saksi berhenti dan Bripka WL langsung membuang tembakan peringatan sebanyak 1 kali ke arah atas," urai Sumardi.

Menurut Sumardi, Raymond tidak mengindahkan tembakan peringatan dari petugas. Raymond terus mengejar anggota Polsek Bunaken.

"Maka anggota Polri mengambil tindakan tegas keras dan terukur," tambah Sumardi.

Raymond yang terluka di bagian dada selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Namun, nyawa Raymond tidak bisa diselamatkan.

Sumardi menambahkan, polisi yang menembak Raymond sudah diamankan Propam Polresta Manado.

Propam akan memastikan penembakan sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak.

"Kita akan cek apakah penggunaan senjata api tsb sesuai SOP sesuai Perkap No 1 tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian karena telah membahayakan petugas Kepolisian di lapangan dan masyarakat di sekitar TKP," urai Sumardi.

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Istri Raymond Londok Korban Penembakan Polisi di Manado Sulawesi Utara Bantah Sang Suami Bawa Sajam

https://regional.kompas.com/read/2022/07/26/173700878/kesaksian-vanne-suaminya-ditembak-di-depannya-oleh-polisi-hingga-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke