Salin Artikel

Bocah 6 Tahun di Minahasa Tenggara Meninggal Diduga Rabies, Belum Disuntik karena Stok Vaksin Habis

MANADO, KOMPAS.com - Seorang bocah berinisial KT berusia 6 tahun di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut), meninggal dunia akibat suspek rabies.

Korban sempat digigit anjing beberapa waktu sebelumnya, namun belum sempat disuntik karena saat itu kehabisan stok vaksin antirabies (VAR) di Puskesmas Silian, Minahasa Tenggara,

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulut Debbie Kalalo meminta kepada pihak-pihak yang terkait untuk melaporkan jika stok vaksin kosong.

"Harus melapor, agar ketika dibutuhkan ada stok (vaksin antirabies)," kata Kalalo saat diwawancara usai rapat paripurna di Kantor DPRD Provinsi Sulut, Selasa (26/7/2022).

Kalalo mengimbau dan meninta warga untuk mengikat dan melakukan vaksin rabies hewan peliharaannya agar tidak ada korban lagi.

"Harus diikat dan harus divaksin," ujarnya.

Menurut dia, sebenarnya sudah ada peraturan daerah (perda) soal rabies di daerah tersebut.

"Beberapa daerah kabupaten dan kota setahu saya juga sudah ada," tambahnya.

Kasus ini mendapat perhatian serius Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene. Legislator dari daerah pemilihan Sulut ini menegaskan, kasus rabies ini menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Daerah.

"Yang namanya vaksin rabies ini harus siap," jelasnya saat diwawancara saat sosialiasi program BPJS Ketenagakerjaan di Bitung, Selasa (19/7/2022) lalu.

Dia mengungkapkan, Komisi IX juga memberikan bantuan biaya operasional kesehatan (BOK) ke daerah.

"Itu bisa digunakan ketika vaksin tidak ada, harusnya biaya itu juga bisa digunakan kalau masih ada. Biaya operasional memang, tapi jangan terlalu kaku (digunakan), yang pentingkan bisa dipertanggungjawabkan," ungkapnya.

"Sekarang saya minta kepala dinas, kepala daerah bupati dan wali kota untuk memperhatikan hal-hal seperti itu (kasus rabies)," tambah Runtuwene.

Ia menuturkan, sudah saatnya anjing-anjing disuntik.

"Ini tanggung jawab dari dinas siapa lagi coba. Selain Dinas Kesehatan siapa lagi? Dinas Pertanian dan Peternakan kan. Jadi dinas-dinas terkait mari memperhatikan karena ini sudah terjadi," tuturnya.

Informasi, orangtua atau ibunya sudah sempat digigit anak ini. Artinya, ibunya harus mendapatkan penanganan yang serius.

"Saya sendiri sudah menelepon Direktur RSUP Kandou untuk segera turun tim dan walaupun anaknya sudah meninggal tapi keluarganya masih. Tentunya kita harus memperhatikan keluarga dari anak ini, kita harus lindungi supaya tidak ada korban berikutnya," katanya.

Runtuwene menyebut, kasus ini menjadi tanggung jawab bersama.

"Dinas Kesehatan di seluruh Provinsi Sulawesi Utara atau 15 kabupaten dan kota untuk bergerak, dan tolong anjing-anjing diberikan suntik rabies," pintanya.

Dikatakannya, kasus anak meninggal suspek rabies di Minahasa Tenggara bukan pertama terjadi.

"Yang lalu sudah pernah terjadi di Minahasa Selatan. Kok masih terjadi lagi di daerah yang lain. Harusnya ini sudah diantisipasi oleh pemerintah daerah. Ini tidak bisa dikerjakan satu orang tapi kita kerja bersama-sama. Pemda di kabupaten dan kota mari jaga masyarakat agar selalu sehat dan tidak terjadi kecelakaan seperti anak yang tidak bisa ditolong," tandas Runtuwene.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/26/173357278/bocah-6-tahun-di-minahasa-tenggara-meninggal-diduga-rabies-belum-disuntik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke