Hal ini disampaikan untuk merespons tragedi pembantaian yang dilakukan KKB terhadap 11 warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu (15/7/2022).
"Pola keamanan di Papua ini haus terpadu dan tidak mengedepankan ego sektoral. Sampai saat ini penanganan konflik di Papua masih terjadi ego sektoral sehingga konflik ini tidak selesai," ujar Mandenas di Jayapura, Senin (17/7/2022).
Mandenas meminta aparat keamanan melakukan pemetaan untuk mengklasifikasi situasi konflik di sejumlah daerah di Provinsi Papua.
Hal ini dianggap perlu dilakukan agar penanganan konflik di tiap daerah berbeda, tergantung potensi kerawanannya.
"Tidak semua daerah di Papua ditangani dengan pola yang sama, kalau sama akhirnya masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa kadi korban. Ditambah lagi provokasi yang dilakukan elit-elit yang terus berkembang dari waktu ke waktu," kata Mandenas.
Menurut dia, provokasi para elite tertentu yang berbau rasis dan menyudutkan para pendatang memicu kebencian di kalangan masyarakat asli Papua.
Hal ini menyebabkan masyarakat sipil yang menjadi korban keganasan KKB didominasi warga pendatang atau luar Papua.
Mandenas menegaskan, kehadiran para pendatang di pelosok Papua justru membawa hal positif bagi masyarakat setempat.
"Kalau orang Sulawesi tidak buka kios di pegunungan apa orang pegunungan bisa makan? Kan tidak, jadi jangan kita anggap kedatangan mereka sebagai ancaman," tuturnya.
Terkait para pelaku pembantaian di Nduga, Mandenas menyatakan hal tersebut sebagai aksi keji yang tidak berprikemanusiaan.
Ia pun mendesak aparat keamanan bisa segera menangkap para pelaku.
"Pembantaian seperti ini tidak bisa dibenarkan karena ini mengenai kemanusiaan. Jadi kami minta aparat kejar, tangkap dan eksekusi (adili), tidak ada toleransi untuk kelompok yang melakukan kejahatan di Papua, harus dibersihkan," katanya.
Sebelumnya, KKB melakukan pembantaian di Kampung Nogolait pada Sabtu pagi. Akibatnya, 10 warga dilaporkan tewas, sementara dua lainnya luka-luka.
Identitas korban yang meninggal adalah Yulius Watu, Hubertus Goti, Daeng Marannu, Taufan Amir, Johan, Alex, Yuda Nurusingga, Nasjen, Mahmut Ismain dan Eliaser Baner.
Sementara dua korban yang mengalami luka-luka adalah Sudirman dan Hasdin.
Seluruh korban, selain Eliaser Baner, sudah dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, pada Sabtu sore.
Seluruh korban, kecuali Eliaser Baner, telah dievakuasi ke Mimika.
Kemudian pada Senin (17/7/2022), Faizal menyebut aparat keamanan kembali menemukan satu jenazah di sekitar lokasi kejadian namun belum bisa mengevakuasinya.
https://regional.kompas.com/read/2022/07/19/145347778/soal-tragedi-di-nduga-anggota-dpr-minta-tni-polri-ubah-pola-penanganan-kkb