Salin Artikel

Kisah Haru Anak Juru Parkir di Kupang, Lulus Jadi Polwan di Tengah Keterbatasan

Dia tak menyangka, putrinya Valen Ayenty Lopo (18) bisa lolos menjadi anggota Polwan.

Frans sempat pesimistis, lantaran merasa profesinya sebagai juru parkir di Kota Kupang, tidak bisa banyak mendukung impian putrinya itu.

Sempat menangis karena tak terpilih

Apalagi, saat pengumuman kelulusan bintara Polri Panda Polda NTT, Sabtu (2/7/2022) lalu, anaknya Valen menjadi salah satu peserta yang tidak terpilih karena Polri tidak menerima peserta perempuan jalur Bakomsus logistik.

Namun sepekan kemudian, Frans dan Valen kaget karena mendapat kabar dari Bagian Dalpers Biro SDM Polda NTT soal penambahan kuota Bakomsus logistik dan NTT mendapat kuota 1 Polwan Bakomsus logistik.

"Kami kaget mendapat kabar ini usai pulang dari gereja. Saya lalu mengajak istri dan anak-anak kembali berdoa mensyukuri kabar kelulusan Valen," ujar Frans, kepada sejumlah wartawan, Senin (18/7/2022).

Frans menuturkan, putrinya Valen yang ikut hadir saat pengumuman kelulusan pada Sabtu awal Juli lalu, sempat sedih dan menangis karena tak lulus.

Valen, lanjut dia, pulang ke rumah dan bingung bagaimana menyampaikan hasil pengumuman tersebut kepada dia dan istrinya.


Ia kemudian meminta Valen untuk berdoa bersama sebelum menyampaikan hasil. Frans menguatkan istri dan kelima anaknya untuk menerima apa pun hasilnya.

Setelah berdoa, Valen memeluk ibunya. Sambil menangis ia menyampaikan bahwa tidak lulus.

Frans berusaha menghibur Valen dan menguatkan agar ikut lagi pada seleksi tahun 2023 nanti.

Valen sendiri mengiyakan saran ayah dan ibunya karena dia juga baru pertama kali ikut seleksi pasca tamat dari SMK Negeri 6 Kupang jurusan akuntansi, tahun 2022.

"Tetapi puji Tuhan, anak kami ternyata lulus jadi Polwan," ucapnya penuh syukur.

Juru parkir

Frans Lopo merupakan juru parkir di toko kue Borneo Kota Kupang.

Sejak tahun 1992, pria asal Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT menjadi tukang parkir di depan toko kue Borneo.

Datang dari kampung halaman pada tahun 1990 lalu, Frans Lopo bekerja sebagai kondektur mobil toko Sinar Bangunan kemudian pindah ke toko aneka Mebel Kupang.

Mulai tahun 1992, Frans Lopo menjadi tukang parkir.

Setelah menikahi Yuliana Ninef, Frans Lopo tinggal di RT 01/RW 01, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Dari pekerjaannya menjadi tukang parkir, Frans Lopo (52) dan Yuliana Ninef (46) bisa menghidupi dan menyekolahkan lima anak.

Anak sulungnya Juana Fitriani Lopo sudah berkuliah di jurusan PGSD FKIP Undana. Anak kedua Marlin Lopo merupakan mahasiswi jurusan Administrasi negara FISIP Undana dan anak ketiga Valen langsung mengikuti tes Polwan setelah lulus dari SMKN 6 Kupang.

Anak keempat masih di bangku SMA dan anak kelima masih di bangku sekolah dasar.


Setiap pagi hingga petang, Frans menjalankan aktivitas sebagai juru parkir.

Pendapatan dari juru parkir pun tidak menentu, antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

Frans juga diberikan target setoran dari Dinas Perhubungan Kota Kupang.

"Setiap hari saya wajib setor Rp 85.000 ke Dinas Perhubungan Kota Kupang. Kelebihan dari itu yang menjadi pendapatan saya jadi pendapatan tiap hari tidak menentu," kata Frans.

Tetapi dari pendapatan ini, Frans bisa menyekolahkan kelima anaknya.

Dia punya tekad yang kuat, untuk mengantar semua anaknya hingga perguruan tinggi.

Untuk tambahan biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak, Frans dan istri memelihara ternak babi di belakang rumah mereka.

Yuliana Ninef pun tidak malu berkeliling ke rumah tetangga mengumpulkan makanan sisa.

Demikian pula Frans setelah pulang jaga parkir menyinggahi tempat-tempat sampah di Kota Kupang mencari sisa makanan untuk ternak peliharaan.

Frans juga bercerita kalau setiap hari ia hanya bisa membawa pulang uang pendapatan dari jaga parkir Rp 60.000 hingga Rp 70.000. Uang tersebut dipakai untuk makan dan menyekolahkan putra-putrinya.

Frans Lopo menceritakan perjuangan Valen mengikuti tes Polwan.

Saat hendak mendaftar, berkas-berkas belum lengkap sehingga Valen gagal mendaftar. Beruntung ada perpanjangan pendaftaran selama tiga hari.


Kesempatan itu dimanfaatkan Valen dibantu kedua kakaknya melengkapi berkas dan mendaftar sehingga diterima dan mendapat nomor tes dari jalur Bakomsus Logistik.

Selama proses tes, Valen menghadapi beberapa kendala. Frans sempat ragu soal ijazah Valen karena saat mendaftar, Valen masih berstatus siswi kelas III SMK.

Keraguannya terbukti. Saat pemeriksaan administrasi akhir, ternyata pihak sekolah belum membagikan ijazah padahal batas waktu pemeriksaan administrasi sangat mepet.

Beruntung di hari terakhir, Valen bisa memperoleh ijazah sehingga berkas administrasi dinyatakan lengkap.

Selama proses seleksi, Frans menyisihkan uang Rp 50.000 membekali Valen untuk biaya transportasi, baik itu angkutan kota dan ojek dan biaya makan.

Terkadang usai melaksanakan tugas jaga parkir, Frans menjemput Valen di lokasi seleksi sehingga menghemat biaya.

Frans dan istri juga menegaskan bahwa selama proses pelaksanaan seleksi tidak ada pungutan dan tanpa biaya karena mereka pun tidak memiliki uang yang cukup.

"Saya hanya petugas parkir dengan penghasilan yang tidak menentu. Namun anak kami ada niat dan tekad sehingga dia belajar dan berlatih sendiri. Puji Tuhan dia bisa lulus," ujarnya.

Frans dan Yuliana juga mendukung penuh niat Valen mengikuti tes melalui doa dan motivasi.

Setiap Valen hendak ke lokasi tes dan setelah pulang tes, Frans bersama keluarga berkumpul dan berdoa bersama. "Kami selalu awali dan akhiri tes dengan doa," kata dia.

Frans dan Yuliana senang dengan proses yang ada karena dilakukan secara transparan dan bersih

"Terima kasih Tuhan dan Polda NTT sehingga perjuangan anak yang awalnya tidak lulus bisa lulus," ujar Frans yang diamini istrinya Yuliana.

Dia berharap, anaknya Valen bisa bekerja dengan baik, sehingga bisa membanggakan kedua orangtua dan keluarganya. 

https://regional.kompas.com/read/2022/07/19/050000178/kisah-haru-anak-juru-parkir-di-kupang-lulus-jadi-polwan-di-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke