Pada saat terjadi gempa suasana Kota Gorontalo tengah terjadi hujan intensitas tinggi.
“Kami sedang bersama teman komunitas di warung kopi, tiba-tiba gempa terjadi,” kata Indra Dunggio, warga Kota Gorontalo.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan Badan MeteorologiKlimatologi dan Geofika (BMKG), gempa yang mengguncang berkekuatan magnitudo 5,3.
“Episenter terletak pada koordinat 0,07° LS:123,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 67 Km arah Barat Daya Bone Bolango, Gorontalo pada kedalaman 107 Km,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno.
Bambang menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan ke dalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Sulawesi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Bambang juga menjelaskan gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Kota Gorontalo dengan skala intensitas III-IV MMI, daerah Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo Utara, Gorontalo, dan Boalemo dengan skala intensitas III MMI.
Daerah Luwuk dengan skala intensitas II-III MMI, daerah Morowali dan Kabupaten Pulau Taliabu dengan skala intensitas II MMI.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” tulis Bambang.
Hingga pukul 21.20 Wita hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)
https://regional.kompas.com/read/2022/07/17/215010878/gempa-m-53-guncang-bone-bolango-sejumlah-warga-kota-gorontalo-berhamburan