Salin Artikel

"Kenapa Harga Elpiji Semakin Mahal, Sementara Ekonomi Keluarga Menurun"

SUMBAWA, KOMPAS.com - Naiknya harga elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg meresahkan sejumlah warga di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Apalagi, kondisi ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 belum pulih sepenuhnya.

Intan (31), warga PPN, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, mengaku galau akibat kenaikan harga elpiji itu. Sebab, Intan biasa memasak menggunakan gas tersebut.

"Kenapa harganya semakin mahal, sementara kondisi ekonomi keluarga menurun seperti ini," kata Intan saat ditemui, Selasa (12/7/2022).

Intan mengatakan, sebelumnya harga elpiji 12 kg di daerahnya Rp 188.000, sekarang naik menjadi Rp 218.000.

Ia berharap, pemerintah segera menormalkan kembali harga elpiji nonsubsidi agar bisa diperoleh dengan mudah di pasaran.

Hal yang sama dirasakan Rahmi (36), warga Kelurahan Seketeng, Sumbawa. Ia mengaku kesulitan mencari gas nonsubsidi pasca-kenaikan harga pada Minggu (10/7/2022).

"Saya cari ke langganan habis stok, begitu juga di pangkalan lain," kata Rahmi, Selasa.

Rahmi merasa terbebani dengan harga elpiji yang terus naik.

"Saya harus masak sekali sehari kalau seperti ini," ujar Rahmi.

Lastri (35), warga lainnya di Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, juga merasakan hal yang sama. Ia juga menggunakan elpiji nonsubsidi yang saat ini harganya naik.

"Padahal pendapatan suami pas untuk kebutuhan sehari-hari, bagaimana nasib keluarga ke depan," jelasnya.

Hal yang sama juga dirasakan Dedy (62), warga Kelurahan Brang Bara, Kecamatan Sumbawa. Menurutnya, kebijakan kenaikan gas nonsubsidi ini semakin membuat masyarakat kelas menengah menderita.


"Saya harap pemerintah segera mengambil kebijakan yang tepat terkait harga elpiji nonsubsidi ini karena ada potensi masyarakat kelas menengah beralih ke elpiji subsidi," kata Dedy.

Seperti diketahui, PT Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga kembali menaikkan harga elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg mulai 10 Juli 2022.

Untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), harga elpiji 5,5 kg Rp 100.000 dan harga elpiji 12 kg Rp 213.000.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/12/075814978/kenapa-harga-elpiji-semakin-mahal-sementara-ekonomi-keluarga-menurun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke