Puluhan rumah warga yang terendam banjir itu umumnya berada di dekat bantaran sungai di desa tersebut.
Sungai itu meluap dan merendam rumah-rumah hingga memaksa ratusan warga terpaksa mengungsi ke lokasi aman.
Rizal Launuru, salah satu korban banjir mengungkapkan, musibah tersebut mulai menerjang desanya sejak sepekan lalu.
Saat itu dia langsung mengevakuasi barang-barang dari dalam rumahnya untuk diungsikan ke lokasi yang lebih aman.
“Banjir di sini sudah terjadi sejak tanggal 6 Juli kemarin. Tapi yang paling parah hari ini, saya sudah bawa keluar barang sejak banjir pertama,” kata Rizal kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Senin malam.
Ia menuturkan, banjir yang terjadi memaksa 30 kepala keluarga di desa tersebut mengungsi karena hingga malam ini hujan deras masih terus terjadi.
Banjir yang merendam rumah-rumah warga telah mencapai lebih dari dua meter.
“Sampai malam ini hujan belum berhenti, kita 30 kepala keluarga sudah mengungsi tidak berani di rumah karena ketinggian banjir di rumah-rumah kita sudah lebih dari 2 meter. Di rumah saya itu banjir sudah menyentuh plafon,” katanya.
Ia mengaku kesal meski banjir di desa itu sudah berlangsung selama sepekan lamanya, namun pemerintah daerah setempat tidak juga datang memberikan bantuan tanggap darurat.
Padahal warga di desa itu sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah.
“Sampai hari ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah daerah. Tanggap darurat juga tidak ada, pokoknya tidak ada yang datang lihat kami di sini padahal kondisi kami sangat parah, rumah kami bahkan sudah mau hanyut,” ujarnya.
Selain merendam puluhan rumah warga, banjir juga ikut merendam sebuah mushala di desa tersebut.
Selain itu jalan yang amblas dan sudah diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat kini kembali jebol lantaran hujan yang tak kunjung berhenti.
“Kita mengungsi karena kondisi tidak memungkinkan lagi, rumah kita sudah penuh dengan air, mushala di sini juga terendam, dan jalan kemarin yang putus itu hari ini tambah parah lagi” ujarnya.
Warga pun berharap pemerintah daerah tidak cuek dan lepas tangan atas musibah yang terjadi di desa tersebut. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan membantu dan mengatasi masalah yang terjadi di desa tersebut.
“Jujur saja pemda ini sangat cuek sekali, mereka lepas tangan karena sampai hari ini tidak ada perhatian sama sekali,” kesalnya.
Sementara itu, Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku tengah Abdul Latif Key yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui saat ini banjir terjadi di sejumlah tempat di Maluku Tengah mulai dari Kecamatan Leihitu, Kecamatan Pulau Haruku dan beberapa kecamatan yang berada di Pulau Seram.
“Kalau banjir longsor itu di Kecamatan Leihitu, kemudian di Pulau Haruku, kemudian di Pulau Seram,” katanya.
https://regional.kompas.com/read/2022/07/11/210536678/banjir-rendam-puluhan-rumah-di-maluku-tengah-warga-butuh-bantuan