KOMPAS.com - Pranata Mangsa merupakan sistem penanggalan pertanian yang terdapat di Jawa.
Sistem kalender ini merupakan kearifan lokal yang digunakan untuk menentukan musim bercocok tanam.
Sistem ini berdasarkan ilmu astronomi supaya dapat mengolah lahan secara efektif dan efisien.
Pranata Mangsa
Pranata Mangsa berasal dari kata 'pranata' yang berarti aturan dan 'mangsa' yang berarti masa atau musim. Jadi pranata mangsa adalah informasi tentang perubahan musim yang terjadi setiap tahun.
Informasi ini akan digunakan oleh petani ataupun pelaut dalam pekerjaan mereka.
Pranata Mangsa tidak hanya terdapat di Jawa. Daerah lain juga mengenal sistem kalender serupa dalam istilah yang berbeda.
Suku Dayak di Kalimantan Barat mengenal sistem kalender dengan sebutan Papan Katika, Bali disebut Wariga, Suku Batak mengenal dengan Perhalaan, dan sejumlah daerah lain memiliki kalender serupa dengan nama sesuai daerah setempat.
Sistem kalender di sejumlah daerah itu memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pedoman masyarakat dalam kegiatan keseharian mereka.
Kalender Pranata Mangsa dihitung berdasarkan atas peredaran matahari tanpa didukung teori-teori pertanian moderen dan alat-alat pertanian moderen.
Pranata mangsa adalah sistem penanggalan dengan menjadikan alam sebagai petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh petani pada saat ingin menanam.
Sistem ini melatih kecermatan dan kepekaan indra petani, karena mereka harus mengamati, merasakan, membaca alam.
Agar memahami pranata mangsa, indra harus lihai memahami segala macam perubahan yang terjadi di alam, seperti desir angin, kicau burung, maupun cahaya matahari yang dapat menjadi petunjuk petani.
Jumlah Pranata Mangsa
Secara umum pranata mangsa terbagi menjadi empat musim (mangsa), yakni musim hujan (rendheng), pancaroba akhir musim (mareng), musim kemarau (ketiga), dan musim pancaroba menjelang hujan (labuh).
Sistem penggalan pertanian ini tergolong brilian. Pranata mangsa mengenal siklus tahunan dalam pertanian.
Dalam siklus ini terdapat 12 mangsa atau waktu yang terdiri dari simbol-simbol yang berbeda-beda.
Sebanyak 12 mangsa ini diantaraya, kasa (bintang sapi gumarah), karo (tagih), ektelu (lumbung), dan sebagainya.
Nama setiap mangsa dibuat berbeda-beda berdasarkan karakter alam.
Berikut ini nama wangsa beserta ciri-ciri dan tuntutan untuk petani yang dilansir dero.ngawikab.id
No | Mangsa | Mangsa Utama | Rentang waktu | Ciri-ciri | Tuntutan untuk petani |
1 | Kasa (kartika) | Ketiga terang | 22 Juni-1 Agustus (44 hari) |
|
|
2. | Karo (Pusa) | Ketiga paceklik | 2-24 Agustus (23 hari) |
|
|
3. | Katelu (Manggasri) | Ketiga semplah | 23 Agustus-18 September (24 hari) |
|
Palawija mulai panen |
4. | Kapat (Sitra) | Labuh semplah | 19 September-13 Oktober (25 hari) |
|
|
5. | Kalima (Manggakala) | Labuh semplah | 14 Oktober-9 November (27 hari) |
|
|
6. | Kanem (Naya) | Labuh udan | 10 Novemer - 22 Desember (43 hari) |
|
Para petani menyebar benih padi di pembenihan |
7. | Kapitu (Palguna) | Rendheng udan | 23 Desember-3 Februari (43 hari) |
|
Saat memindahkan bibit padi ke sawah |
8. | Kawola | Rendheng pengarep-arep | 4 Februari-28/29 Februari (26/27 hari) |
|
|
9. | Kasanga (jita) | Rendheng pengarep-arep | 1-25 Maret (25 hari) |
|
|
10. | Kasepuluh (Srawana) | Mareng pengarep-arep | 26 Maret-18 April (24 hari) |
|
|
11. | Desta Padrawana | Mareng panen | 19 April-11 Mei (23 hari) |
|
|
12. | Sada (Asuji) | Mareng terang | 12 Mei-21 Juni (41 hari) | Suhu menurun dan terasa dingin (bediding) |
|
Perkembangan Pranata Mangsa
Banyak pertanyaan terlontar apakah pranata mangsa masih relevan untuk saat ini? dilansir dari fpb.uksw.edu , di era globalisasi sistem pertanian pranata mangsa mulai ditinggalkan oleh petani.
Adanya pemanasan global menyebabkan musim menjadi menyimpang, seperti musim kemarau menjadi hujan atau musim hujan menjadi musim kemarau.
Pemasanan global menyebabakan pranata mangsa mulai dilupakan petani.
Saat ini, masyarakat dituntut untut berpikir terbuka, bahkan petani dituntut memiliki wawasan internasional.
Hal ini dilihat dari, bibit, pupuk, dan cara tanam yang mulai mengadopsi asing.
Kearifan lokal yang diperoleh dari nenek moyang mulai ditinggalkan, karena musim yang berubah-ubah setiap tahunnya dan susah ditebak. Namun begitu, masih ada petani yang menggunakan pranata mangsa.
Sumber:
fpb.uksw.edu dan dero.ngawikab.id
https://regional.kompas.com/read/2022/07/11/060000578/mengenal-pranata-mangsa-kalender-jawa-untuk-musim-cocok-tanam