Kandang Sapi Kurban Jokowi di Polewali Mandar Dipasang Kamera CCTV

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Kandang sapi kurban milik Presiden Jokowi di Dusun Kemiri, Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat dipasang kamera CCTV untuk menghindari segala tindak kejahatan.

Sapi limosin seberat 1,027 ton ini dibeli Jokowi seharga Rp 105 juta dan akan dibagikan kepada masyarakat Sulawesi Barat pada Idul Adha nanti.

Tim kesehatan hewan dan Sekretariat Negara (Setneg) pun telah meninjau sapi kurban Jokowi yang dinamai Fino itu. 

Ahmad, pemilik Fino sebelumnya mengatakan, dirinya tetap membelikan pakan dan obat-obatan untuk tetap menjaga kualitas kesehatan sapi Fino.

Ahmad mengatakan, kandang Fino dipasang CCTV untuk meningkatkan keamanan di lokasi kandang dan memantau segala potensi kejahatan seperti pencurian.

Diperiksa tim Setneg dan kesehatan hewan

Setelah harga Fino disetujui oleh Presiden Jokowi, pihak sekretariat negara kemudian mengutus stafnya untuk meninjau langsung kondisi sapi kurban Jokowi.

Kepala dinas pertanian dan pangan Polewali Mandar Hassani mengatakan, kedatangan staf khusus sekretariat negara untuk mengurus administrasi pembayaran sapi tersebut.

Selain menyelesaikan masalah administrasi, pihak setneg bersama tim kesehatan hewan melakukan pemeriksaan kesehatan Fino.

Dari hasil pemeriksaan menyeluruh, kondisi kesehatan sapi berusia tiga tahun tujuh bulan ini sehat dan aman untuk kurban Idul Adha besok, Minggu (10/7/2022).

“Sejak sapi kurban milik petani di Polewali Mandar ini resmi dibeli Presiden Jokowi seharga Rp 105 juta, berbagai upaya pengamanan terus dilakukan, termasuk masang CCTV di area kandang untuk memantau perkembangannya setiap hari,” jelas Hassani.

Sejak tahun 2017, Presiden Jokowi selalu membeli sapi dari peternak di Sulawesi Barat sebagai hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat Sulbar.

Tahun ini, rencananya sapi limosin bernama Fino itu akan dibawa ke Kabupaten Mamuju untuk dijadikan hewan kurban Idul Adha. Dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana gempa serta warga yang kurang mampu.