Salin Artikel

Kasus Gigitan Anjing Meningkat, Pemkab Sikka Butuh 34.000 Dosis Vaksin HPR

Usulan ini menyusul lonjakan kasus gigitan anjing sejak Januari 2022. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan menjelaskan, dari 18 spesimen otak anjing yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, dua di antaranya dinyatakan positif rabies.

"Hasilnya sudah keluar, 16 negatif, hanya dua yang positif," ujar Satriawan saat dihubungi, Jumat (8/7/2022).

Ia mengatakan, kasus gigitan anjing meningkat dibandingkan tahun 2021 yang hanya satu kasus.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap Pemprov NTT bisa secepatnya memberikan bantuan vaksin.

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, jelasnya, tidak ada vaksinasi untuk hewan peliharaan karena anggaran dialihkan untuk penanganan Covid-19.

"Kekawatiran kita itu apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) seperti tahun 2019. Itu terakhir kali kita lakukan vaksinasi," ujarnya.

Satriawan menyebut, populasi hewan peliharaan anjing di Sikka sebanyak 60.000 ekor. Untuk itu, jumlah vaksin yang diusulkan sesuai kebutuhan.

"Cakupan vaksinasi itu, idealnya 70 persen dari populasi. Itu alasan mengapa kita usul 34.000 dosis. Kita juga sudah mengimbau agar waspada dan kepada pemilik hewan peliharaan untuk kandangkan hewan peliharaan," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/08/182359678/kasus-gigitan-anjing-meningkat-pemkab-sikka-butuh-34000-dosis-vaksin-hpr

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke