Salin Artikel

Asal-usul dan Sejarah Nama Sukabumi

KOMPAS.com - Sukabumi merupakan kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, tepatnya di bagian selatan.

Kota Sukabumi terlatak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang memiliki ketinggian 584 di atas permukaan laut. Luas Kota Sukabumi 4.800, 231 Ha.

Wilayah ini berbatasan dengan kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamaan Cisaat dan Kecamatan Sukabumi di sebelah utara, Kecamatan Nyalindung di sebelah selatan, Kecamatan Cisaat di sebelah barat, dan Kecamatan Sukaraja di sebelah timur.

Nama Sukabumi memiliki asal usul dan sejarah yang merupakan bagian wilayah ini.

Asal Usul dan Sejarah Sukabumi

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Sukabumi, nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen. Kata ini memiliki makna pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman membuat orang suka bumen-bumen atau menetap.

Penjelasan lain adalah nama Sukabumi berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu suka yang berarti kesenangan, kebahagiaan, atau kesukaan dan bhumi yang berarti bumi. Jadi Sukabumi berarti bumi kesukaan.

Sementara, nama Soekaboemi pertama kali diperkenalkan ke luar Sukabumi pada tanggal 13 Januari 1815 oleh Andries Christoffel Johannes de Wilde, warga kebangsaan Belanda yang menjelajah Sukabumi untuk mencari tanah yang cocok untuk perkebunan.

Dalam surveynya, Andries Christoffel Johannes de Wilde menyertakan nama Soeka Bumen (dua suku kata) sebagai tempat menginap di kampung Tji Colle.

Namun, nama Soekaboemi sudah ada sebelum tanggal 13 Januari 1815, atau Hari Jadi Kota Sukabumi. Nama kota tersebut berasal dari ahli bedah Dr Andries de Wilde yang memberi nama Soeka boemi.

Andries de Wilde ini juga seorang Preanger Planter (orang Eropa yang membuka perkebunan di masa penjajahan Belanda) yang bermukim di Bandung, saat ini bekas rumah tinggal dan gudang kopinya menjadi Kantor Pemerinatah Kota Bandung.

Nama Soekaboemi yang disematkan merupakan perubahan mana dari Cikole.

Andries de Wilde mengirimkan surat kepada kawannya Pieter Englhard untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah agar mengganti Cikole (nama yang diambil dari sungai yang membelah Sukabumi) menjadi Soekaboemi pada tanggal 13 Januari 1815.

Permohonan tersebut disetujui, hingga akhirnya Cikole resmi berganti menjadi Soekaboemi pada tanggal 13 Januari 1815.

Namun saat itu bukan sekaligus untuk menentukan hari jadi Kota Sukabumi.

Perluasan tanaman kopi yang dilakukan di masa pemerintahan Hindia Belanda melahirkan jalur kereta api di Sukabumi.

Saat komoditas kopi banyak dibutuhkan VOC, Va Riebek dan Zwadecroon berupaya mengembangkan tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.

Pada tahun 1709, Gubernur Van Riebek melakukan inspeksi di kebun kopi Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Gurah Sukabumi.

Pada masa ini menjadi alasan dibangun jalur lintasan kereta api yang menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat, Tjiandjoer (ibu kota Priangan), dan Bandoeng di timur.

Saat itu, Andries de Wilde merupakan pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga, Bogor.

Pada tanggal 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi dengan luas lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi dengan harga 58 ringgit Spanyol.

Tanah itu berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, Karesidenan Jakarta di sebelah barat, dan Banten dan Sungai Cikupa di sebelah timur.

Sebelum memiliki status kota, Sukabumi adalah dusun kecil yang bernama 'Goenoeng Parang' (saat ini Kelurahan Gunungparang) yang berkembang menjadi desa Cikole atau Parungseah.

Pada tanggal 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda menetapkan Kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (kotapraja).

Alasannya di kota ini banyak didiami orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan yang terdapat di Sukabumi bagian selatan sehingga harus mendapatkan pelayanan yang istimewa.

Pada tanggal 1 Mei 1926, Mr GF Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester (wali kota).

Pada masa ini, Sukabumi dibangun stasiun kereta api, masjid agung, gereja, centrale (gardu induk) Cipoho, pembangkit listrik ubrug, sekolah polisi gubermen yang dekat dengan lembaga pendidikan Islam tradisional Pondok Pesantren Syamsul 'Ulum Gunung Puyuh yang didirikan KH Ahmad Sanusi pada tahun 1933.

Sumber:
jdih.sukabumikota.go.id, dan perkotaan.bpiw.pu.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/06/28/162149378/asal-usul-dan-sejarah-nama-sukabumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke