Salin Artikel

Gelombang Tinggi, Ratusan Nelayan di Semarang Tak Melaut

Nelayan Tambakrejo, Abdul Rokha mengatakan, sudah dua hari nelayan di Kampung Tambakrejo tak bisa beraktivitas normal.

"Ini karena akibat air laut sedang pasang," jelasnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (21/6/2022).

Selain karena adanya gelombang tinggi, para nelayan juga memilih menyandarkan perahu karena hasil tangkapan berkurang.

"Jadi tidak sesuai dengan hasil pengeluaran untuk membeli bahan bakar juga kalau dipaksakan," kata dia.

Dia mengatakan harga tangkapan dari laut seperti rajungan dan udang sedang menurun. Hal itu membuat dua jenis tangkapan tersebut harganya murah.

"Sekarang tidak lagi rutin melaut karena harga dua fauna itu terjun drastis," imbuhnya.

Misalnya saja harga udang yakni Rp 40.000 per kilogram. Padahal sebelumnya Rp 55.000 hingga Rp 65.000. Sedangkan harga rajungan berubah menjadi Rp 15.000 dari Rp 115.000 per kilogram.

"Tangkapannya sedikit, itu pun yang beli tertentu tidak banyak," ucap Abdul.

Hal berbeda dilakukan Soni yang tetap melaut meski gelombang laut sedang tinggi. Hal itu terpaksa dilakukan agar keluarganya tetap bisa makan.

"Saya sebenarnya juga berpikir soal keselamatan tapi mau gimana lagi," keluhnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/21/175042278/gelombang-tinggi-ratusan-nelayan-di-semarang-tak-melaut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke