Salin Artikel

Kisah Alim, Difabel Asal Semarang, Berjuang Nafkahi Keluarga dengan Berjualan Tahu Bakso

Sesekali Alim menawarkan dagangannya pada pengguna jalan.

"Tahu bakso, Mas, enak gurih," kata Alim, Sabtu (18/6/2022).

Keterbatasan fisik

Keterbatasan fisik tak membuat Alim menyerah menafkahi keluarganya.

Setiap hari, dia berjualan secara berkeliling dengan menggunakan sepeda motor roda tiga.

Sepeda tersebut menjadi pilihan satu-satunya bagi Alim karena dirinya merupkan penyandang disabilitas.

Sebelum matahari terbit atau sekitar pukul 02.00 WIB, Alim sudah mengirimkan tahu bakso ke beberapa toko langganan.

"Selain toko ya saya juga menawarkan ke pasar-pasar," ucapnya.

Keuntungan tak banyak

Alim menjual tahu baksonya seharga Rp 7.000 setiap kotak. Dalam satu hari penghasilan kotornya sekitar Rp 60.000.

"Kalau bersih rata-rata ya paling Rp 15.000 keuntungan saya. Pernah paling banyak Rp 25.000," ujar dia.

Meski uang yang dia peroleh tak banyak, Alim tetap bersyukur.

Setidaknya, penghasilannya dari berjualan bakso itu bisa untuk membelikan susu bagi sang anak yang masih berusia dua tahun.


Beralih jual tahu bakso

Sudah satu tahun Alim menggeluti pekerjaan sebagai penjual tahu bakso.

Sebelumnya dia sempat menjual sepatu di pinggir jalan.

Usahanya tersebut gulung tikar lantaran setiap saat harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP.

Dengan penghasilan sebagai penjual tahu bakso yang pas-pasan, Alim khawatir dirinya tak mampu memenuhi biaya pendidikan sang anak kelak.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/18/153235478/kisah-alim-difabel-asal-semarang-berjuang-nafkahi-keluarga-dengan-berjualan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke