Salin Artikel

Marak Penyelundupan Sabu via Perbatasan, BNNP Sebut Ada Pabrik Narkoba di Malaysia

Hal tersebut membuat penyelundupan sabu melalui jalur perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar semakin marak.

"Ada informasi, bawa di sana terdapat pabrik pengolahan dan diracik oleh warga dari Tiongkok, China," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Kalbar, Kombes Pol Adeyana Supriyana kepada wartawan, Kamis (16/6/2022).

Terkait informasi tersebut, lanjut Adeyana, BNN telah berkoordinasi kepada pihak Malaysia untuk mencari dan melakukan upaya pemberantasan narkoba.

"Sudah kami informasikan ke pihak Malaysia. Di sana juga dilarang, tapi ini kan jaringan, jadi susah terdeteksi," ungkap Adeyana.

Selain itu, lanjut Adeyana, bandar narkoba juga kerap menggunakan warga-warga lokal sebagai kurir, tentu dengan iming-iming bayaran fantastis.

Adeyana mengatakan, salah seorang kurir yang diperiksa mengaku dibayar Rp 5 juta per 1 kilogram sabu.

Jadi, jika ada 13 kilogram sabu yang dibawa, maka kurir akan mendapat upah Rp 65 juta.

"Kurir ini disuruh oleh seseorang warga Negara Malaysia yang bernama Akong untuk membawa sabu melewati perbatasan dengan upah Rp 5 juta per kilogram," kata Adeyana.

Menurut Adeyana, tersangka kurir diminta orang tersebut membawa masuk sabu dari Malaysia, yang disimpan ke dalam tas ransel dan cukup diletakkan ke sebuah warung kopi di wilayah Indonesia.

"Selanjutnya akan ada seseorang yang akan mengambil tas ransel dan membayar upah yang dijanjikan," ucap Adeyana.

Adapun, lanjut Adeyana, harga pasaran per kilogram saabu di Kota Pontianak saat ini Rp 400.000 per gram. Jika barang bukti sabu 13 Kg, maka kurang lebih senilai Rp 3,9 miliar.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/16/143742378/marak-penyelundupan-sabu-via-perbatasan-bnnp-sebut-ada-pabrik-narkoba-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke