Salin Artikel

Pengamat Sebut Pendukung Khilafatul Muslimin Harus Direhabilitasi: Mereka Korban Propaganda dan Doktrin

KOMPAS.com - Sejumlah pengurus kelompok Khilafatul Muslimin diringkus polisi. Penangkapan terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Salah satunya di Kota Cimahi, Jawa Barat. Tiga pentolan Khilafatul Muslimin di Cimahi yang diciduk, kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiganya dijerat dengan Pasal 107 KUHP tentang makar terhadap pemerintahan yang sah.

Penetapan tersangka ini merupakan buntut aksi konvoi khilafah di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat pada 29 Mei 2022.

Tak hanya pengurus, pemimpin Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, juga turut dicokok.

Ia diamankan di wilayah Bandar Lampung oleh tim khusus Polda Metro Jaya, Selasa (7/6/2022).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, berdasar hasil penangkapan, polisi menemukan dugaan bahwa Khilafatul Muslimin berupaya menggantikan ideologi Pancasila dengan khilafah.

Terkait keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin, pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta, memberikan padangannya.

Stanislaus menuturkan, dirinya mengapresiasi Polri atas penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja.

“Saya mengapresiasi karena yang ditangkap ini adalah tokoh ideolognya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Menurut Stanislaus, pimpinan maupun pentolan-pentolan tersebut berperan penting dalam propaganda dan doktrinasi pendukung Khilafatul Muslimin.

“Massa pendukung mereka sebenarnya adalah korban propaganda dan doktrin dari pemimpin Khilafatul Muslimin,” ucapnya.


Kini, setelah penangkapan pimpinan Khilafatul Muslimin, yang menjadi “pekerjaan rumah” pemerintah adalah bagaimana cara merehabilitasi para pendukung kelompok tersebut.

“Perlu intervensi ideologi supaya mereka kembali ke Pancasila,” ungkapnya.

Namun, Stanislaus menilai, tidak mudah mengubah ideologi seseorang. Dalam merehabilitasi, perlu adanya pendekatan yang intens dan momentum.

Ia berpandangan, tokoh agama dan pemimpin masyarakat berperan penting untuk bisa merangkul mereka kembali.

“Perlu kolaborasi, bahkan melibatkan guru bila sosok yang direhabilitasi masih bersekolah,” tuturnya.

Dalam rehabilitasi tersebut, sambungnya, perlu adanya penanaman ideologi Pancasila.

“Jika sudah kuat, mereka tidak mudah terpapar ideologi lain,” tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/14/000500378/pengamat-sebut-pendukung-khilafatul-muslimin-harus-direhabilitasi--mereka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke