Salin Artikel

Kisah Kaka, Fotografer Cilik Bertalenta di Semarang, Bekerja untuk Bantu Keluarga

Namun siapa sangka, ada satu fotografer cilik yang tak kalah kompeten menjual kemampuannya.

Menenteng kamera, berjalan ke sana ke mari mengitari Kota Lama, Kaka Fajar Apriliansyah (14), dengan semangat menawarkan jasanya kepada para wisatawan yang sedang bersantai menikmati suasana Kota Lama sore itu.

Alih-alih menghampiri muda-mudi, Kaka, sapaan akrabnya, mengaku sering mengalami penolakan.

Namun, demi mendapat sepeser uang untuk mencukupi kebutuhannya, tak gentar Kaka terus mencari target wisatawan.

"Kadang satu hari dapat Rp 50.000, kadang naik, kadang turun. Siapa tau bisa buat beli jajan," tutur Kaka saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Dalam ceritanya, Kaka menjual jasanya dengan harga Rp 3.000 untuk satu file foto. Tidak hanya itu, Kaka juga menyediakan paket foto dengan harga yang beragam.

Sambil membenarkan maskernya, siswa kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Semarang itu mengaku, sebelum menekuni kemampuannya ini, Kaka ikut membantu ibunya berjualan koran di kawasan Lawang Sewu dan Tugu Muda.

Hingga suatu hari, Kaka dimintai tolong untuk memotret salah satu wisatawan di Lawang Sewu. Dari situlah dia tergerak hatinya untuk belajar fotografi.

"Pas di Lawang Sewu ada wisatawan minta tolong buat motoin pakai HP-nya. Ternyata hasilnya bagus, katanya. Terus dikasih uang, lumayan juga. Dari situ saya kepikiran, lebih baik saya jadi tukang foto saja daripada jualan koran," ucap Kaka.

Sejak 2020, Kaka mulai belajar fotografi secara otodidak hingga sekarang bisa membuahkan hasil.

Lebih jelas Kaka mengatakan, dulunya dirinya hanya bermodal HP untuk memotret para wisatawan.

"Terus dulu dibantu, diberi kamera sama salah satu pemilik toko kamera. Diajarin teori-teorinya belajar moto pakai kamera," jelas Kaka.

Sementara itu, bocah yang mengidolakan pesepak bola Ricardo Kaka itu mengatakan, sebelum menjadi fotografer, dirinya telah banyak melewati masa-masa sulit.

Tidak hanya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok, bahkan, Kaka pernah tidak membawa uang saku ketika di sekolah.

"Ada momen ketika temen-temenku pada jajan semua, aku tidak bisa jajan sendiri. Pas aku minta, tidak dikasih. Berarti aku harus berusaha. Makanya aku harus nyari pendapatan biar tidak minta ke orang," tutur Kaka.

Semangat juang Kaka tak pernah terhenti. Menurut sulung empat bersaudara itu, tidak ada alasan untuk menyerah dalam hidup.

Dengan kerja kerasnya, Kaka berhasil membuktikan bahwa umur tidak mempengaruhi seseorang untuk berkarya dan menghidupi keluarga.

Dalam hal ini, Kaka membuktikan dengan cara memberikan setengah hasil kerja kerasnya kepada orang-orang terdekatnya.

"Alhamdulillah, sudah bisa bantu orang tua, bisa bantu Bapak semisal kesusahan, biayain sekolah adik sebelum dapat beasiswa, beliin ini dan itu," ucap Kaka.

Karena, imbuh Kaka, bapak Kaka hanya berprofesi sebagai tukang sapu jalanan dan pengojek online. Sehingga, mau tidak mau, dirinya harus membantu meringankan beban keluarga.

Kemampuan bocah yang pernah viral di sosial media itu, akhirnya mendapat perhatian oleh sejumlah pihak. Bahkan, sejak kelas 6 Sekolah Dasar (SD) hingga sekarang, Kaka mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di sekolah negeri.

Tidak hanya itu, Kaka juga sempat mendapat beasiswa dari PSIS Development untuk berlatih sepak bola.

"Namun tidak berlanjut. Mungkin jalannya memang di fotografer saja," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/12/183344878/kisah-kaka-fotografer-cilik-bertalenta-di-semarang-bekerja-untuk-bantu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke