Salin Artikel

Berkunjung ke Lampung, Anies Baswedan Resmikan Monumen Sakai Sambayan di Kota Metro

Monumen itu dikerjakan oleh perupa PG Wisnu Wijaya dan komunitas perupa di Kota Metro, di mana dananya berasal dari keuntungan hasil penjualan kaos HUT ke-85 Kota Metro.

Monumen tersebut merupakan simbol partisipasi warga dan keheterogenan kehidupan masyarakat di Kota Metro.

Peresmian monumen bergaya seni instalasi ini dilakukan oleh Anies bersama Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin di Taman Merdeka Metro.

Anies mengaku tersanjung didapuk untuk meresmikan monumen yang diinisiasi warga sebagai kado ulang tahun ke-85 Kota Metro tersebut.

Menurutnya, monumen itu menjadi pengingat bahwa karya, ruang, dan kota adalah milik warga.

"Insya Allah menandakan Kota Metro adalah kota untuk semua, kota yang inklusif," kata Anies, Jumat siang.

Usai peresmian, Anies juga menerima cinderamata berupa buku 85 Tahun Kota Metro dan Lukisan daun jati berwajah Anies Baswesan yang diserahkan oleh Adi Setyawan dan Linang Kharisma.

Linang Kharisma merupakan pelukis daun jati dan Adi Setyawan merupakan editor buku 85 Tahun Kota Metro.

Anies hadir di Kota Metro untuk menghadiri beberapa agenda dalam rangkaian peringatan HUT ke 85 Kota Metro.

Sebelum meresmikan monumen tersebut, Anies memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Metro.

Kehadiran Anies di Kota Metro sendiri adalah balasan atas kunjungan Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin yang datang ke Jakarta pada Maret 2022 lalu.

Kedatangan Wahdi ke Jakarta kala itu terkait penjajakan pemasaran produk hasil UMKM lokal Kota Metro di Jakarta.

Sementara, Wali Kota Metro Wahdi mengatakan, selain untuk menghadiri sejumlah agenda perayaan HUT ke-85 Kota Metro, Anies juga melakukan penandatangan MoU sebagai bentuk kelanjutan pembicaraan mereka saat Wahdi di Jakarta.

"Tadi juga ada penandatanganan MoU antara Pemkot Metro dan Jakarta, terkait pemasaran produk UMKM lokal," kata Wahdi saat dihubungi, Jumat sore.

Selain itu, juga pertukaran informasi dan pengetahuan terkait pelestarian cagar budaya seperti yang sudah dilakukan antara Kota Metro dengan Semarang.

Simbol Keheterogenan warga kota

Sementara itu, perancang Monumen Sakai Sambayan, PG Wisnu Wijaya mengatakan, seni instalasi itu berasal dari donasi publik berupa penjualan kaus.

Menurut Wisnu yang juga dosen Insitut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung ini, monumen itu adalah representasi dari pengalaman-pengalaman warga Kota Metro dalam melihat kemajemukan dan keheterogenan.

Beberapa simbol yang tertuang dalam monumen itu adalah ruang pergerakan komunitas yang diejewantahkan dalam bentuk sembilan balok.

"Simbol sembilan balok itu juga merupakan representasi dari hari jadi kota Metro, yaitu 9 Juni 1937. Angka sembilan dalam istilahnya “qiu” merupakan sebuah penyebutan dalam bahasa mandarin yang berarti kekal, hal ini juga diyakini membawa kebaikan yang kita kenal pada 9 jurai pada mahkota siger," kata Wisnu.

Lalu terdapat delapan tabung secara vertikal dan lima tabung melintang horizontal merupakan makna dari kekuatan falsafah sakai sambayan atau gotong royong.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/10/182807878/berkunjung-ke-lampung-anies-baswedan-resmikan-monumen-sakai-sambayan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke