Salin Artikel

"Tolong Pak Jokowi Perbaiki Sekolah Kami, Kami Bosan Belajar di Teras"

Ironis, anak-anak itu berjibaku menggarap soal ujian di luar ruang kelas yang senantiasa diwarnai hiruk-pikuk kebisingan jalan raya.

Sejatinya para siswa-siswi sudah lama merindukan kenyamanan beraktivitas di sekolah sejak mereka diharuskan belajar daring akibat pandemi Covid-19.

Namun asa itu tak pernah terwujud meski pada akhir Maret lalu mereka sudah kembali menginjakkan kaki di sekolah untuk belajar tatap muka.

Bangunan ruang kelas mereka tetap saja tak layak digunakan. Bahkan, semakin rusak tak terawat.

Tiga tahun lalu, para guru SDN 2 Penawangan memang sepakat mengunci permanen ruang kelas IV, V dan VI akibat konstruksi bangunannya membahayakan keselamatan murid dan tenaga pendidik.

Sementara ruang kelas I,II dan III tetap dioperasikan karena masih cukup kokoh, karena sempat direhab pada 2011. 

Saat itu pula, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke teras bangunan sekolah yang masih pantas dihuni. Sisanya di perpustakaan lalu bergiliran berbagi ruang kelas.

"Karena pandemi Covid-19, kegiatan lebih banyak daring. Namun pada 28 Maret saat Corona mereda dan sudah masuk sekolah semua, kami pun kebingungan," terang Kepala SDN 2 Penawangan, Budiyono saat ditemui Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Seperti kapal pecah dan hampir roboh

Berdasarkan pantauan Kompas.com, bangunan ruang kelas IV, V dan VI yang letaknya berdampingan itu terlihat seperti kapal pecah. Konstruksi bangunan yang masing-masing ruangan berukuran 7 x 7 meter itu sudah usang, reyot, dan hampir roboh.

Dinding tembok keropos di mana-mana. Mayoritas plafon pun sudah ambrol dan bolong. Bahkan mirisnya, 80 persen lantai keramik sudah retak hingga hancur.

"Karenanya kami memilih memblokir tiga ruang kelas ini demi keselamatan. Total murid kami 116 dan guru ada 7," kata Budiyono.

Menurut Budiyono, kerusakan bangunan sudah mulai terdeteksi sejak enam tahun lalu. Saat itu pula, pihak sekolah sudah berupaya mengajukan perbaikan ke pemerintah. Hanya saja hingga saat ini tak kunjung ada respons yang melegakan.

"Sudah lama diajukan perbaikan, tapi belum ditanggapi serius. Kami berharap diperbaiki karena dana BOS hanya untuk rehab sedang. Jika digunakan semua bisa habis dan tak terbayarkan wiyata bhaktinya," jelas Budiyanto.

Guru Kelas IV SDN 2 Penawangan, Agusvina Angga Rossydah mengatakan, Jumat ini adalah penutupan ujian PAS untuk kelas I hingga V. Sejak dilaksanakan awal pekan ini, ujian yang digelar di teras sekolah berlangsung tertib meski pada kenyataannya berjalan cukup dramatis.

Agusvina pun berharap kerusakan bangunan bisa secepatnya ditangani pemerintah. Para siswa tentunya membutuhkan kenyamanan dan fasilitas penunjang yang memadai dalam menuntut ilmu.

"Memilukan banyak siswa yang mengeluh. Selain konsentrasi terganggu karena berada di pinggir jalan, para siswa tak nyaman karena di ruang terbuka. Harapannya segera diperbaiki, kasihan anak-anak," tambah Vina.

Sedih

Keysa Putri Rahmadani, siswi kelas V SDN 2 Penawangan mengaku sedih. Pasalnya sejak duduk di bangku kelas III, tidak pernah merasakan memiliki ruang kelas yang tetap.

Dia selalu saja berpindah-pindah tempat belajar. Mulai di perpustakaan, teras hingga di kelas lain. 

Mewakili teman-teman sekolahnya, Keysa pun berharap bangunan SDN 2 Penawangan segera diperbaiki supaya bisa belajar dengan layak

"Tolong Bapak Presiden Jokowi, perbaiki sekolah kami. Kami bosan belajar di teras sekolah," tutur Keysa.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/10/175601878/tolong-pak-jokowi-perbaiki-sekolah-kami-kami-bosan-belajar-di-teras

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke