Salin Artikel

Ayah Dipenjara, Sang Ibu Meninggal Dunia, Ini Kisah Siswi SD yang "Diusir" Guru Kelas di Samarinda

Saat itu Musdalifah baru pertama kali datang ke sekolah setelah dibukanya pembelajaran tatap muka.

Musdalifah dan adiknya, Merlin (9) adalah anak piatu. Sang ibu meninggal sejak tiga tahun yang lalu dan sang ayah dipenjara karena terjerat kasus pidana.

Musdalifah dan adiknya pun tinggal bersama tantenya, Siti Manuwatah (37).

Mereka tinggal di sebuah rumah kayu sederhana di Jalan Pangeran Bendahara Gang Pertenunan RT 02, Kleurahan Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang.

Siti memiliki empat anak. Dengan Musdalifah dan adiknya, Siti dan suaminya harus mengasuh enam orang anak. Sedangkan pekerjaan sang suami hanya serabutan.

Tak ada ponsel, seragam kekecilan

Selama pandemi, Musdalifah jarang ikut pelajaran online karena tak memiliki ponsel yang memadai.

Ia hanya memiliki ponsel bekas yang sering rusak sehingga ia tak efektif belajar. Karena kondisi tersebut, ia pun selalu ketinggalan pelajaran.

"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti, Selasa (7/6/2022).

Siti juga bercerita saat tatap muka, giliran seragan sekolah Musdalifah yang kekecilan.

Karena tak ada seragam, Musdalifah tak ke sekolah. Siti berusaha mencari seragam bekas tetangga, tapi tak ada.

Akhirnya informasi itu tersebar hingga murid itu mendapat bantuan seragam dari para relawan sosial di Samarinda.

Senin (30/5/2022), hari pertama ujian kenaikan kelas dimulai. Namun, tim relawan baru membawa Musdalifah membeli seragam.

Setelah dibeli, keesokan harinya, dia masuk sekolah diantar oleh seorang relawan.

Pada Selasa (31/5/2022), Musdalih ikut ujian kenaikan kelas tatap muka di sekolah. selama pandemi, ia baru pertama kali datang ke sekolah.

Namun, setelah masuk ruang kelas, dia diminta pulang oleh guru.

"Karena anak itu baru turun (ikut ujian), jadi diteriaki teman-temannya. Tapi ada guru yang emosional minta anak itu pulang panggil orangtua/wali," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Samarida Asli Nuryadin menceritakan kronologi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Karena diminta pulang, Musdalifah keluar kelas dan tak ikut ujian. Saat keluar kelas, ia di-bully oleh murid lain dengan teriakan.

Murid itu berjalan menuju pinggir jalan depan sekolah, lalu menangis sambil memeluk tasnya.

Saat diusir pulang, seorang relawan bernama Mamat datang ke SDN itu dan memediasi agar Musdalifah tetap ikut ujian.

Dengan kondisi menangis, Musdalifah digiring masuk lagi ke dalam kelas menemui wali kelasnya.

Saat itu, Mamat meminta agar wali kelasnya mengizinkan Musdalifah tetap ikut ujian. Permintaan itu diterima, tapi dengan catatan Musdalifah tak naik.

"Wali kelasnya bilang begitu. Jadi saya tanyalah Musda (Musdalifah) maukah dek sekolah, tapi tidak naik kelas. Anak ini mau kok, asal dia sekolah," kata Mamat.

Akhirnya, hari itu, Musdalifah diizinkan ikut ujian. Namun, setelah kelar ujian, pulang ke rumah dia sedih lagi.

Dikunjungi Wali Kota

Setelah kasus tersebut ramai dibicarakan, Wali Kota Samarinda Andi Harun turut mengunjungi kediaman murid SD pada Senin (6/6/2022). Dia menyebut kasus tersebut hanya salah paham.

"Tidak seperti yang ramai di medsos," kata Andi Harun.

Andi Harun mengatakan, niat guru itu mendisiplinkan murid karena lama tak muncul.

"Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus," sambung dia.

Sejak itu, sekolah tidak mengetahui keberadaannya. Andi membantah murid tersebut diusir.

Dia hanya diminta guru pulang membawa orangtua/wali menghadap.

"Tapi diterjemahkan diusir. Tapi, ngapain juga guru itu minta dia pulang, harusnya biarkan saja dia ikut ujian," kata Asli.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Zakarias Demon Daton | Editor : Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2022/06/08/105000378/ayah-dipenjara-sang-ibu-meninggal-dunia-ini-kisah-siswi-sd-yang-diusir-guru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke