Salin Artikel

Perjuangan Panjang Ibunda Sertu Bayu Cari Keadilan, Kaget Jenazah Anaknya Lebam dan Hidung Patah

SRAGEN, KOMPAS.com - Seorang ibu bernama Sri Rejeki (50) berjuang untuk mencari keadilan bagi anaknya yang bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama yang meninggal dunia diduga dianiaya seniornya saat bertugas di Timika, Papua.

Selama 7 bulan lamanya, sejak November 2021, Sri mempertanyakan dan berjuang ke sama kemari mencari keadilan.

Banyak rintangan yang ia dapatkan hingga akhirnya Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji mengusut tuntas kasus tersebut.

Cerita pedih ini berawal saat Sri Rejeki menerima kabar dari Timika, Papua, pada 8 November 2021 lalu.

Melalui sambungan telepon, dia menerima kabar duka anak yang menjadi tulang punggung keluarga, dinyatakan meninggal dunia karena sakit.

Padahal, dua hari sebelum menerima kabar itu, Sri Rejeki mengaku melakukan video call pada 6 November 2021 dan Sertu Bayu dalam keadaan sehat tanpa ada keluhan sakit.

Dengan rasa tak percaya, Sri Rejeki menceritakan pada 9 November 2021, dirinya berdiri di hadapan jenazah anaknya yang tiba di asrama tempat bertugas sebelum ditugaskan ke Timika, Papua.

Saat mengetahui peti mati anaknya itu, sebagai ibu yang mengandungnya selama 9 bulan, Sri memaksa untuk membuka peti mati itu untuk melihat wajah anaknya terakhir kali.

Namun, upaya itu sempat kandas, lantaran petugas yang menjaga peti mati anaknya itu melarang untuk membukanya.

Dengan negosiasi alot, Sri Rejeki menjelaskan akhirnya dirinya bisa melihat peti mati itu dan melihat wajah anaknya.

Sontak, Sri Rejeki kaget mengetahui wajah anaknya penuh dengan luka lebam dan hidung patah.

Ia pun meronta dan semakin menangis sejadi-jadinya, tak terima dengan kematian anaknya yang tak wajar itu.

"Saya minta otopsi ulang. Tapi petugas justru memberikan janji akan diberi hasil otopsi," cerita Sri Rejeki, saat ditemui Kompas.com, Rabu (1/6/2022).

Berpegang pada janji itu, Sri Rejeki menunggu kabar hasil otopsi. Namun, sampai beberapa Minggu, bahkan berbulan-bulan hasil otopsi itu tak kunjung diterimanya.

Hingga akhirnya dirinya mengadu ke beberapa pihak termasuk ke pangkal anaknya bertugas.

"Saya tidak diberi tahu (informasi keberlanjutan kasus), kalau enggak minta. Sebagai ibu saya cari informasi kematian anak saya kemana-mana," jelasnya.

Upaya mencari keadilan dan kejelasan kematian, mulai  mendapat titik terang. Sri Rejeki mengaku mendapat informasi, anaknya diduga dianiaya oleh dua seniornya di Timika tanpa sepengatahuan satuannya.

Kedua oknum seniornya, kata Sri Rejeki berpangkat letnan satu dan dua sempat menjalani 20 hari penahanan  dalam pemeriksaan di Oditur Militer Jayapura.

"Kasus ditangani otmil Jayapura. Namun tanggal 25 Mei 2022, telah diserahkan ke Pengadilan Militer di Jakarta," ujarnya.

Meski mulai adanya titik terang, Sri Rejeki kemudian dikagetkan kembali, kedua oknum senior anaknya tidak ditahan.

Dia mengetahui, dari unggahan aktivitas di media sosial pribadi miliknya yang saat ini telah dihapus.

"Kok bisa tidak ditahan dan alasan dalam pengawasan. Padahal anak saya diperlakukan oknum ini dengan sadis hingga meninggal dunia, " tandasnya.

Motif dua oknum belum jelas diketahuinya juga.

Punya utang

Akan tetapi, dirinya, mengakui anaknya memang bermasalah, punya utang sebanyak Rp 100-an juta. Anaknya utang kepada sesama prajurit tapi sudah dilunasi.

"Ada bukti bukti transfer, saya juga kirim ke teman anak saya ini. Saya nekat jual tanah untuk melunasi. Apalagi anak saya masih di Papua. Saya waswas, " terangnya.

Karena belum, ada titik terang jelas atas kematian anaknya itu, Sri Rejeki tetap bertekad untuk mencari keadilan dan didampingi kuasa hukumnya Asri Purwanti.

Upaya kembali dilaksanakan yakni dengan mendesak dan menyurati Panglima TNI Jendral Andhika Perkasa.

"Saya sudah ke Komnas HAM tanggal 19 Mei. Informasi sudah saya sampaikan secara prosedural kepada beberapa perwira, Ini juga membahayakan masyarakat sipil, " jelas Asri Purwanti yang juga sekaligus Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia atau DPD KAI Jateng.

"Atas permohonan ini kami memohon juga perlindungan hukum dan keselamatan dalam mencari keadilan, " jelasnya.

Selai itu, hingga kini belum ada itikad baik dari keluarga pelaku, baik permintaan maaf atau itikad baik lainnya.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyampaikan terima kasih kepada ibunda mendiang Sertu Marctyan Bayu Pratama, Sri Rejeki, karena mau bersuara mencari keadilan atas kematian sang putra.

Jenderal Andika berjanji akan mengusut tuntas atas kasus tersebut.

"Saya justru mau mengucapkan terima kasih kepada ibu korban, Ibu Sri Rejeki,” kata Andika usai rapat kerja bersama Komisi I di DPR RI, Jakarta, Senin (6/6/2022).

Menurut Andika, Sri yang terus mencari keadilan atas kematian putranya justru membuatnya mengetahui adanya kasus penganiayaan tersebut.

Sebab, sejak menjabat sebagai Panglima TNI, ia belum pernah mendengar kasus yang menimpa putra Sri. Padahal, setiap pekan ia selalu memantau kasus hukum yang menjerat prajuritnya.

“Kebetulan insiden itu terjadi sebelum saya masuk,” kata dia.

Andika mengungkapkan, dua perwira yang diduga menjadi pelaku penganiayaan masing-masing berpangkat letnan satu (lettu) dan letnan dua (letda).

Andika mengatakan, pihak polisi militer telah melimpahkan berkas perkara ke Oditurat Militer Jayapura pada 13 Desember 2021.

Selanjutnya, Oditurat Militer Jayapura baru melimpahkan ke Oditurat Militer Jakarta pada 25 Mei 2022.

Setelah berkas sampai di Oditurat Militer Jakarta, Andika kemudian memerintah oditur jenderal untuk menelusuri kasus tersebut.

“Selidiki apa yang terjadi karena saya ingin tahu apa yang terjadi,” imbuh dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/07/182235178/perjuangan-panjang-ibunda-sertu-bayu-cari-keadilan-kaget-jenazah-anaknya

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke