Salin Artikel

Shalat Gaib untuk Eril

Update 9 Juni 2022 pukul 19.45 WIB:

Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz telah ditemukan pada Rabu (8/6/2022) waktu Swiss. 

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa'fu'anhu.

Duka mendalam untuk Ridwan Kamil dan keluarga.

  • Jenazah Eril Akhirnya Ditemukan pada 8 Juni di Bendungan Engehalde Swiss 
  • Kepastian Takdir Eril, Duka Keluarga Ridwan Kamil, dan Pengingat Hakikat

==

ERIL, nama panggilan Emmeril Kahn Mumtadz, telah sepekan lebih hilang. Putra dari Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, terseret arus Sungai Aare di Bern, Swiss, pada Kamis (26/5/2022) petang waktu setempat. Hingga Jumat (3/6/2022), Eril belum ditemukan. 

Ibu Cinta, panggilan Ridwan Kamil untuk istrinya, Atalia Praratya, Kamis (2/6/2022) petang waktu setempat, telah mengunggah pesan pamit untuk Eril dari tepi Sungai Aare.

Dalam apa pun agama dan keyakinan seseorang, rasanya hanya keberserahterimaan diri total yang bisa menjadi penopang baginya untuk sanggup menanggung kehilangan seperti ini. Terlebih lagi ketika kejadiannya sedemikian tak disangka.

Karena, bahkan sekadar kata "andai" pun bisa meruntuhkan diri ketika tak ada cukup penopang yang melebihi batas manusiawi kekuatan diri. 

Hukum shalat gaib

Seturut Atalia berpamitan kepada Eril, seruan shalat gaib untuk Eril pun bergaung dari bumi Parahyangan. Dalam syariat Islam, shalat gaib dilakukan bagi orang Islam yang meninggal tetapi jenazahnya tidak berada di depan mata. 

Di kalangan ulama ada perbedaan pendapat untuk pelaksanaan shalat gaib yang dilakukan ketika seseorang belum dapat dipastikan meninggal. Kepastian yang dimaksud adalah keberadaan jenazah.

Ulama yang berpendapat shalat gaib tak bisa dilakukan ketika belum ada jenazah ditemukan berpegangan pada tuntunan untuk menjaga prasangka baik dan tidak mendahului ketetapan Tuhan. 

Adapun sebagian ulama berpendapat bahwa shalat gaib sudah menjadi ibadah masyruk—mengikuti tuntunan syar'i—ketika sejumlah indikasi memberikan dasar bagi seseorang diyakini telah meninggal. 

Pada umumnya, shalat gaib digelar ketika seseorang meninggal di lokasi berjauhan dan diperkirakan belum ada orang Islam melakukan shalat jenazah untuknya.

Shalat jenazah merupakan fardhu kifayah dalam ajaran Islam. Artinya, bila satu orang saja sudah melakukannya maka kewajiban itu telah tunai. Sebaliknya, seluruh umat Islam akan berutang kewajiban itu untuk ditunaikan ketika tak ada satu orang pun yang melakukannya. 

Sejumlah preseden shalat jenazah dan shalat gaib yang dilakukan Nabi Muhammad saw di luar kesepakatan umum tersebut oleh sebagian ulama dinisbatkan sebagai kekhususan untuk Rasulullah. 

Dalam hal ini, shalat gaib pun dinyatakan tidak perlu dilakukan bahkan tidak sah untuk seseorang yang sekalipun diyakini meninggal tetapi jenazahnya belum atau tidak diketemukan. Di antara ulama yang menggunakan pendapat ini adalah Imam Nawawi al-Banteni dan Abdurrahman Baalawi.

Menurut pandangan ini, dengan antara lain juga merujuk ke Al Ghazali, shalat jenazah dan shalat gaib mensyaratkan jenazah telah dimandikan atau ditayamumi serta bukan meninggal dalam kondisi syahid. 

Adapun sebagian ulama berpendapat bahwa preseden yang antara lain tercatat sebagai hadist bersanad sahih riwayat Bukhari tentang kabar kematian Raja Najyasi di Ethiopia merupakan rujukan umum pelaksanaan shalat gaib.

Preseden lain adalah hadist sahih riwayat Bukhari tentang Rasulullah yang terlambat tahu kematian seorang perempuan penyapu masjid. Saat akhirnya tahu, Rasulullah minta diantarkan ke kuburan perempuan itu dan melakukan shalat gaib. 

Shalat gaib untuk Eril

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menyerukan shalat gaib untuk Eril. Argumentasinya, Eril hilang sudah sepekan dan status pencariannya di Swiss pun sudah berubah dari "orang hilang" menjadi "orang tenggelam".

Muhammadiyah, misalnya, melalui keputusan Munas Tarjih ke-29 pada 2015 menyatakan bahwa shalat gaib boleh dilakukan bagi mereka yang diyakini telah meninggal karena musibah, sekalipun jenazahnya belum ditemukan.

Keluarga Ridwan Kamil pulang

Seperti pesan Atalia, keluarga Ridwan Kamil pun segera tiba kembali ke Tanah Air. Dijadwalkan mereka tiba di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat malam. 

Tak akan pernah ada kata yang benar-benar tepat untuk situasi dan kondisi seperti yang kini tengah dihadapi dan dijalani keluarga Ridwan Kamil. Siapa pun yang tak menghayati kehilangan pun tak akan benar-benar mampu meraba rasa yang satu ini.

Kitab terbaik dan segala tuntunan dari keyakinan Kang Emil sekeluarga kiranya lebih berkekuatan menjadi penawar rasa, bersama shalat dan sabar. Percayalah, ada banyak doa dan dukungan dari manusia-manusia lain yang menyertai pula, menemani.

Tulisan ini juga diperuntukkan bagi siapa pun yang saat ini tengah bersedih, berduka, dan atau kehilangan, sembari sekuat tenaga berkukuh pada pegangan yang kokoh. Tabik.

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

https://regional.kompas.com/read/2022/06/03/102639078/shalat-gaib-untuk-eril

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke