Salin Artikel

Sorgum sebagai Pengganti Beras

Di Kabupaten Sumba Timur itu Presiden meninjau lahan penanaman dan pabrik pengolahan sorgum. Mengapa sorgum istimewa sehingga ditinjau Presiden dan rombongan?

Sorgum adalah sumber pangan seperti beras dan jagung. Tidak heran jika sorgum menjadi makanan pokok di sebagian daerah NTT.

Namun itu dulu. Kini beras menjadi makanan pokok utama di sana, seperti halnya di daerah Indonesia lain.

Namun sorgum tetap ditanam sebagian petani, walau tidak di lahan yang luas. Pasalnya, sorgum mudah tumbuh dengan curah hujan rendah seperti di NTT.

Sorgum bisa ditanam secara tumpang sari, bersebelahan dengan tanaman lain seperti kedelai.

Sorgum juga dapat dipanen dua kali, mungkin lebih, sehingga lebih tinggi produktivitasnya dibanding tanaman serealia lain. Maka menanam sorgum tidak ditinggalkan banyak petani di sana.

Dalam kunjungan tersebut Presiden Jokowi berharap agar sorgum menjadi alternatif untuk beras, agar masyarakat tidak tergantung pada beras.

Pada saat banyaknya produksi beras lebih rendah dari tingkat konsumsi, negara tidak perlu mengimpor, karena penduduk cukup mengganti beras dengan jagung, sorgum atau sagu.

Semuanya sama tingkat kandungan gizinya, namun karena berbeda dalam cara mengolah maka rasanya tidak sama.

Jika diolah dengan lebih baik, maka tepung sorgum mungkin bisa menggantikan tepung gandum.

Kini orang banyak yang mengurangi asupan gluten yang ada dalam tepung gandum. Maka sorgum dapat menjadi penggantinya.

Kita hanya belum tahu hasilnya. Jika dipublikasikan secara luas, mungkin sorgum akan menjadi lebih populer.

Saya menduga tidak banyak orang Indonesia yang pernah memakan nasi sorgum. Saya termasuk salah satunya.

Saya hanya pernah memakan nasi jagung, sekian puluh tahun yang lalu, ketika mengalami tahun-tahun sulit makan.

Dengan hanya dikukus lalu dicampur dengan parutan kelapa dan sedikit garam, nasi jagung sudah cukup mengenyangkan.

Namun nasi jagung kemudian hilang dari meja makan, seiring dengan membaiknya ekonomi negara. Itu terjadi pada tahun 1970-1980.

Seandainya program diversifikasi pangan yang digagas pemerintah sejak lama berhasil, maka krisis beras mungkin tidak pernah terjadi.

Jagung, sagu dan sorgum yang sudah disukai penduduk sebagai pangan alternatif akan membuat orang tidak panik saat harga beras naik.

Dan Indonesia pun dapat menjadi eksportir beras, bukan importir beras seperti saat ini, walau volumenya terus menurun dari beberapa tahun yang lalu.

Maka yang perlu dilakukan oleh pemerintah setelah Presiden mencanangkan kembali diversifikasi beras dengan sorgum dan lain-lain di Sumba Timur itu adalah membuat sorgum tersedia di pasar-pasar tradisional dan swalayan seperti halnya mie instan.

Kemudian perlu ada kampanye tentang konsumsi pangan alternatif itu secara kontinyu, dengan ragam olahan yang praktis, dengan harga yang kompetitif.

Pada tahap awal tentu masyarakat NTT sendiri yang perlu memelopori kembali sorgum sebagai nasi yang dikonsumsi sehari-hari.

Pada saat yang sama produksi sorgum perlu ditingkatkan secara luas, dengan model usaha inti-plasma antara perusahaan dan petani penggarap. Pemerintah pusat dan daerah perlu memberi bantuan dan dukungan untuk program ini.

Tanpa menunggu waktu lama, sekarang juga pemerintah dan pengusaha bisa memulai pengenalan nasi sorgum, dll, sebagai pangan pengganti beras.

Mungkin perlu ditetapkan agar kantor-kantor pemerintah pusat dan BUMN untuk wajib menyajikan makan nasi sorgum, dll, dalam berbagai variasi masakannya, seperti nasi goreng sorgum seafood, pada saat mengadakan rapat/pertemuan yang memerlukan penyediaan makan siang/malam.

Ini dilakukan selama satu-dua tahun sampai orang terbiasa mengonsumsi pangan non-beras.

Dengan distribusi yang mudah diperoleh, harga yang bersaing, dan publikasi yang luas tentang variasi pengolahannya, maka sorgum, dll, akan benar-benar menjadi pangan alternatif yang dapat diandalkan.

Dengan demikian, kebutuhan gizi penduduk akan tercukupi, impor beras akan berkurang, ketahanan pangan akan membaik, dan daerah-daerah penghasil sorgum akan semakin maju.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/03/07450001/sorgum-sebagai-pengganti-beras

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke