Salin Artikel

Kisah Naharuddin dan Karung Kerupuk yang Menyelamatkannya 30 Jam Mengapung Usai KM Ladang Pertiwi Tenggelam

Ditemui di sebuah kamar penginapan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Minggu (29/5/2022), Naharuddin menilai apa yang terjadi terhadap dirinya merupakan sebuah mukjizat.

”Kuasa Tuhan, ini mukjizat. Saya tak menyangka bisa selamat. Melihat ombak setinggi lebih dari 3 meter saat itu yang mengempas kapal, saya hampir tak percaya jika masih bisa selamat,” tutur Naharuddin, dikutip dari Kompas.id, Senin (30/5/2022).

Naharuddin menceritakan, KM Ladang Pertiwi memulai pelayaran dari Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/5/2022) petang.

Saat memulai pelayaran dengan tujuan Liukang Kalmas, wilayah kepulauan Pangkep, cuaca tak bagus. Namun, sebagai orang pulau, Naharuddin berpikir semua akan baik-baik saja.

Kapal yang memuat berbagai barang kebutuhan pokok itu, termasuk bahan untuk pembuatan menara salah satu operator telepon seluler, terus berlayar.

Keesokan harinya, Kamis (26/5/2022), sekitar pukul 08.00 Wita, kapal mengalami kerusakan mesin.

“Saat itu kapten kapal mulai membetulkan mesin. Sementara, di luar, ombak mengempas kapal. Awalnya masih ombak sekitar 1 meter. Beberapa saat diperbaiki, mesin kapal tak kunjung hidup. Di luar ombak semakin tinggi,” katanya.

Naharuddin mulai mengambil pelampung miliknya dan bersiap untuk situasi terburuk.

Dia melihat puluhan penumpang lain, terutama perempuan dan anak-anak, masih berbaring di kamar menunggu kapal membaik.

Anak dan cucu Naharuddin ada di antaranya. Dia coba mengajak semua keluar, tapi umumnya memilih tetap di dalam kapal.

Tiba-tiba saat berdiri di geladak, ombak besar lebih dari 3 meter menerjang kapal. Naharuddin spontan melompat ke laut.

"Saya tak tahu lagi penumpang lain, termasuk anak dan cucu saya. Di sekitar saya saat itu delapan penumpang lain juga ikut melompat. Ada yang memegang gabus, karung roti, ada yang pakai papan,” katanya.

Gempuran ombak terus-menerus membuat kapal menungging di bagian depan. Tak lama berselang, setelah melompat dan berbalik menengok ke arah kapal, dia melihat kapal itu sudah tenggelam.

Menurut dia, posisi saat kapal menungging hingga tenggelam seperti adegan pada film Titanic. Bedanya, bagian tengah kapal tak patah, tetapi tenggelam utuh.

Sialnya lagi, pelampung yang dipakai Naharuddin sudah tak layak sehingga sobek di laut.

Saat itu dia melihat ada karung berisi kerupuk yang hanyut di dekatnya. Diraihnya karung itu dan dipeluknya sepanjang pagi hingga siang keesokan harinya, Jumat (27/5/2022), saat dia ditemukan oleh kapal TB Max bersama delapan penumpang lain.

Hampir 30 jam Naharuddin bertahan memeluk karung kerupuk itu.

"Karung kerupuk itu yang membantu saya terus mengapung hingga ditemukan. Pelampung yang saya pakai sudah robek dan tak bisa lagi berfungsi," katanya.

Sebelumnya dikabarkan bahwa KM Ladang Pertiwi 02 yang berlayar dari Pelabuhan Paotere hendak menuju ke beberapa pulau yaitu Pulau Pemantauan, Pulau Masalima, Pulau Salirian, Pulau Pamalikan, mengalami kecelakaan sehingga dinyatakan tenggelam pada hari Kamis, 26 Mei 2022 sekitar pukul 13.30 Wita

Kepala Kantor Basarnas Sulsel, Djunaidi dalam keterangan persnya mengatakan, dari 42 penumpang kapal, sudah ada 31 penumpang yang dievakuasi dengan selamat hingga Senin siang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Lolos dari Maut di Laut Berkat Karung Kerupuk

https://regional.kompas.com/read/2022/05/30/161718278/kisah-naharuddin-dan-karung-kerupuk-yang-menyelamatkannya-30-jam-mengapung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke