Salin Artikel

"Kami Bangun RS Internasional Mandalika, tapi Terhenti karena Anggaran, maka Kami Belajar"

BATAM, KOMPAS.com – Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTB Lalu Hadrian Irfani mengatakan, kehadiran Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, NTB, mengharuskan percepatan pembangunan.

Percepatan pembangunan tersebut dari sisi pelayanan wisata dan kesehatan. Karena itulah, rumah sakit internasional Mandalika dibangun. 

“Di sana kami bangun rumah sakit internasional Mandalika, tapi terhenti karena keterbatasan anggaran, maka kami belajar," ujar Lalu dalam kunjungannya ke Rumah Sakit BP Batam (RSBP Batam) dalam rilisnya, Selasa (24/5/2022).  

Salah satu bentuk belajar adalah dengan studi banding ke RSBP Batam. Ada 11 anggota rombongan komisi yang membidangi Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan yang studi banding di RSBP Batam.

Rombongan meninjau langsung fasilitas pelayanan kesehatan terkini di antaranya ruang CT SCAN, ruang MRI, ruang radiologi, laboratorium kateterisasi jantung (Cath Lab), dan ruang rawat inap VVIP RSBP Batam.

Selain menjalin silaturahmi, pihaknya bertukar pikiran tentang pelayanan kesehatan dan pengelolaan di rumah sakit BP Batam.

Ia mendapatkan informasi bahwa RSBP Batam tidak kalah dengan Singapura dan Penang Malaysia dari sisi peralatan dan dari sisi kecepatan dan ketepatan dalam menangani pasien. 

Selain itu, ia memperoleh informasi mengenai upaya Kepala BP Batam Muhammad Rudi yang langsung jemput bola ke Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mendapatkan investasi.

"Ini kami akan adopsi. Kita akan berjuang supaya rumah sakit di sana bisa menjadi rujukan Indonesia timur dan berdasarkan hasil dari sini juga sebagai referensi untuk membangun rumah sakit di sana,” ujar Lalu.

Sementara itu, Direktur Badan Usaha RSBP Batam Afdhalun Hakim mengatakan, kunjungan tersebut untuk sharing pengalaman. 

"Kami sampaikan bahwa apa yang telah dilakukan rumah sakit ini dan yang akan dilakukan agar terus berkembang sesuai dengan tuntutan layanan masyarakat. Apalagi kita berada di daerah perbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia,” ucap Afdhalun.

Ia berharap, dengan keunggulan yang dimiliki Batam dan di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi, Batam dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan devisa negara. Salah satunya rencana pembentukan KEK Kesehatan di Sekupang.

“Kita ketahui Rp 100 sampai Rp 150 triliun devisa kita bocor ke negara tetangga, bagaimana upaya kita supaya bisa kita tahan minimal 10 persen saja Rp 10 triliun sudah hebat setiap tahunnya," beber dia.

Untuk itu, pihaknya membangun fasilitas, peralatan, dan SDM dengan standar internasional. 

"Kawasan Sekupang ini akan menjadi KEK kesehatan, ini jugalah yang akan menahan lajunya keluar devisa negara itu di mana nanti investor dari negara asing, dari luar yang bisa membangun KEK dan Batam semakin maju dan madani,” harap Afdhalun.

https://regional.kompas.com/read/2022/05/24/100024878/kami-bangun-rs-internasional-mandalika-tapi-terhenti-karena-anggaran-maka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke