KOMPAS.com - Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)nya dipegang pendamping, seorang ibu rumah tangga bernama Halimah (31), warga Kecamatan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, tidak menerima bantuan sembako.
"Kartunya ada sama orang dinas (sosial), namanya kalau tak salah Ibu Susan (Elly Susana)," kata Halimah saat berbincang dengan Kompas.com, melalui sambungan telepon, Minggu (22/5/2022).
Kata Halimah, ia sempat menanyakan kartunya kepada pendampingnya. Saat itu sang pendamping mengatakan bahwa kartunya telah hilang.
"Sudah pernah saya tanyakan, tapi dia bilang kartunya hilang. Disuruh saya buat surat kehilangan ke kantor polisi untuk buat kartu baru, terus saya buat," ujarnya.
Setelah membuat laporan kehilangan ke polisi, Halimah pun mendapat kartu KKS baru. Namun, setelah mendapat kartu tersebut, namanya justru tidak terdaftar.
"Saya bawa kartu itu ke toko sembako, tapi kata orang toko tak aktif kartunya. Saya pun malas berharap lagi. Karena sudah dua tahun tak ada dapat. Kawan-kawan yang lain sampai sekarang masih dapat, sementara saya tidak," kata ibu dengan tiga anak ini.
Halimah mengatakan, dirinya terdaftar sebagai penerima bantuan pangan non tunai atau BPNT.
"Saya harusnya dapat sembako, nilainya sekitar Rp 200.000. Saya terdaftar sebagai penerima bantuan sembako, tapi sudah dua tahun tak ada terima. Cuma bisa lihat orang lain menerima bantuan sembako itu," ujarnya.
Halimah pun mengaku tidak tahu harus mengadu kemana karena namanya terdaftar sebagai penerima sembako malah tidak mendapatkannya.
"Tak tahu mau mengadu sama siapa lagi," ungkapnya
Ia pun berharap penegak hukum dapat menangkap orang yang mengambil haknya.
"Mau lapor kemana? Namanya orang biasa hanya bisa pasrah. Harapannya, ya diusut yang mengambil hak saya," harapnya.
Sementar itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pelalawan Erwin Rommel Nainggolan mengatakan, pihaknya akan mengecek nama penerima bantuan itu.
"Nanti saya cek nama penerima bantuannya. Karena, kita enggak tahu pastinya apakah mendapat bantuan atau tidak. Jadi, kita cek dulu namanya, nanti dari situ kita tahu," kata Erwin melalui sambungan telepon, Minggu.
Erwin membenarkan bahwa Elly Susana adalah bekerja di Dinas Sosial Kabupaten Pelalawan.
Saat ditanya adanya dugaan delapan kartu PKH milik warga miskin yang dikuasai oleh anak buahnya, Erwin mengaku akan melakukan konfirmasi kepada yang bersangkutan.
"Ya, tapi saya cek dulu nama penerimanya. Setelah itu, baru saya konfirmasi ke ibu Susan," ungkapnya.
Dari informasi yang diterima Kompas.com, sebanyak delapan KKS diduga tak dibagikan oleh petugas pendamping sosial untuk Kabupaten Pelalawan, Elly Susana.
Kartu itu ditemukan di dalam jok sepeda motor keponakan Susana, saat ketahuan diduga mencuri.
Pada kartu itu, tertera nama-nama warga pemiliknya.
Kasus dugaan korupsi bantuan sosial itu sudah dilaporkan ke Polres Pelalawan pada November 2021 silam. Namun, hingga kini belum menemukan titik terang.
Saat dikofirmasi terkait kasus tersebut, Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Muhammad Tariq mengaku akan melakukan kroscek terlebih dahulu.
"Saya kroscek ya ke anggota," singkat Guntur kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Minggu.
(Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : Reni Susanti)
https://regional.kompas.com/read/2022/05/23/105113778/kks-di-tangan-pendamping-halimah-tak-terima-bantuan-sembako