Salin Artikel

Puluhan Warga Diusir Anggota TNI AU karena Pakai Sendal Jepit ke Gereja, Ini Penjelasan Danlanud Pattimura

Pengusiran terhadap puluhan jemaat yang hendak beribadah di gereja oleh sejumlah prajurit TNI AU itu dilakukan karena mereka menggunakan alas kaki yang tidak menutupi seluruh kaki dan ada yang menggunakan sandal.

Akibat diusir petugas, puluhan jemaat yang tidak terima terlibat adu mulut dengan petugas yang berjaga.

“Jadi tadi itu ada beberapa jemaat yang ke gereja. Mereka gunakan sepatu, tapi ada kelihatan jarinya lalu dilarang, tidak boleh, dan disuruh pulang,” kata salah satu jemaat gereja Patrik Kelmaskosu kepada Kompas.com via telepon, Minggu (15/5/2022).

Ia mengaku, insiden pengusiran itu memantik emosi para jemaat lainnya hingga terjadi adu mulut dengan petugas.

“Itu yang bikin jemaat marah. Ini kan kita mau pergi ibadah bukan mau pergi ke mereka (Lanud) punya kantor. Kalau mau (pergi) ke mereka punya kantor, okelah aturannya seperti itu. Tapi ini kan kita mau pergi ibadah,” ungkapnya.

“Itu kejadiannya tadi jam 8 waktu mau pergi ibadah jadi banyak jemaat yang disuruh pulang,” tambahnya.

Dia mengatakan, warga baru diizinkan beribadah di gereja tersebut setelah terjadi adu mulut selama beberapa jam dengan petugas.

Aksi protes warga itu pun sempat viral di media sosial.

Penjelasan Danlanud

Terkait insiden itu, Komandan Lanud Pattimura, Kolonel Pnb Andreas Dhewo menjelaskan bahwa pihak Lanud tidak pernah melarang warga untuk beribadah di gereja yang berlokasi di area Lanud Pattimura.

“Menanggapi kejadian tadi pagi, tepatnya di pos pintu masuk Lanud Pattimura dengan anggota Sat POM AU, kami ingin menyampaikan yang pertama tidak ada pihak Lanud Pattimura melarang warga beribadah di gereja yang terdapat di dalam area Lanud Pattimura,” ungkapnya saat memberikan keterangan pers di Lanud Pattimura, Minggu (15/5/2022) sore.

Dalam kesempatan itu, ia juga membantah anggotanya memeriksa jemaat gereja yang menggunakan sandal jepit.

“Tadi ada simpang siur di media sosial saya sendiri. Seorang kristiani tidak mungkin melarang saudara kristiani beribadah. Kemudian tidak ada sweeping di dalam gereja, semuanya normal-normal saja,” ungkapnya.

Namun Andreas mengakui, dalam tiga bulan terakhir pihak Lanud Pattimura sedang menerapkan aturan bagi setiap warga yang memasuki kawasan tersebut.

Aturan yang diterapkan yakni setiap warga yang hendak memasuki Lanud Pattimura harus berpakaian rapi dan tidak boleh memakai celana pendek dan sandal jepit.

“Beberapa bulan terakhir kita mencoba menegakkan aturan bagaimana seseorang memasuki institusi Negara, institusi militer yaitu aturannya wajib berpakaian yang sopan dan rapi dalam hal ini tidak menggunakan sandal jepit tidak bercelana pendek,” ungkapnya.

Dia mengakui ada sejumlah warga kebetulan tadi menggunakan sandal jepit saat hendak ke gereja dan petugas menyampaikan aturan tersebut kepada mereka.

“Khususnya tadi ada beberapa warga yang juga merasa kaget karena saat ke gereja ada yang menggunakan sendal jepit,” ujarnya.

Terkait insiden itu ia mengaku ke depan pihaknya akan lebih gencar menyosialisasikan aturan tersebut. Pihak Lanud Pattimura juga akan lebih intens membangun komunikasi dengan warga jemaat gereja tersebut.

“Kedepan kita semakin intens lagi membangun komunikasi agar kita dapat berjalan seiring dan berjalan sesuai koridor," ungkap Andreas.

"Terakhir, pada prinsipnya menurut saya, kita bisa berdialog karena ajaran kita adalah ajaran cinta kasih. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan, dengan agama yang lain saja bisa saling menghargai apalagi sesama kita."

https://regional.kompas.com/read/2022/05/15/185440978/puluhan-warga-diusir-anggota-tni-au-karena-pakai-sendal-jepit-ke-gereja-ini

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke