Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi menyebutkan, udara terasa sangat terik pada siang hari karena tutupan awan yang kurang.
"Berdasarkan pantauan citra satelit memang menunjukkan, pada siang hari tutupan awan di wilayah NTT relatif kurang," kata Agung, kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022) malam.
Agung mengatakan, pada saat cuaca cerah kurang awan, wilayah dengan suhu tinggi dan kelembapan udara rendah akan merasakan cuaca panas-kering (terik).
Hal ini, lanjut dia, disebabkan pancaran radiasi matahari diterima maksimum oleh permukaan bumi.
Dengan kondisi suhu udara pada siang hari tercatat cukup panas dan kelembapan udara relatif cukup rendah, sehingga udara akan terasa kering dan panas.
Berkurangnya tutupan awan terutama di wilayah Indonesia bagian selatan termasuk di NTT, disebabkan wilayah ini tengah berada pada masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
"Rata-rata semua wilayah NTT kondisinya sama, yakni akan terasa panas terik di siang hari," ujar Agung.
Transisi musim itu, lanjut dia, ditandai oleh mulai berembusnya angin timuran dari Benua Australia (Monsun Australia) terutama di wilayah bagian selatan Indonesia.
"Angin monsun Australia ini memiliki sifat kering atau kurang membawa uap air, sehingga menghambat pertumbuhan awan," pungkasnya.
https://regional.kompas.com/read/2022/04/25/210421578/suhu-di-ntt-34-derajat-celsius-saat-siang-ini-penjelasan-bmkg