Salin Artikel

Libatkan 67 Tenaga Medis, Anak Kembar Siam Prajurit TNI AD di Manado Berhasil Dipisahkan Usai Operasi 9 Jam

Keduanya merupakan anak seorang anggota TNI-AD yang bertugas di Kodim Minahasa, Sulut.

Operasi pemisahan keduanya berlangsung selama sembilan jam dan melibatkan 67 tenaga medis.

Direktur Utama RSUP Prof Dr R.D Kandou Manado dr Jimmy Panelewen mengatakan, operasi pemisahan anak kembar siam baru pertama kali di RSUP Kandou, yang sebelumnya setiap kasus kembar siam selalu dikirim ke Jakarta.

"Jadi itu (operasi) semua secara mandiri dikerjakan RSUP Kandou. Sampai saat ini ada laporan dua anak itu semakin aktif, sudah minum susu. Memang begitu habis operasi dua anak itu sudah minum susu dan sekarang minum susunya semakin banyak dan makin aktif," kata Jimmy saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (23/4/2022).

Ia mengatakan, pasca-operasi kedua anak itu saat ini masih dalam perawatan.

"Kita latih cara berjalan, karena selama ini jalan samping. Tolong didoakan supaya semua berjalan dengan baik," ujarnya.

Jimmy menjelaskan, Joanna dan Jovelyn lahir tahun 2019 di RSUP Kandou.

Saat itu, pihak RSUP Kandou langsung membentuk tim untuk penanganan karena kedua bayi tersebut kembar siam.

"Tapi dengan kajian tim medis belum bisa dilakukan tindakan operasi, selain pandemi Covid-19, juga untuk mematangkan semua organ dari kedua bayi ini," jelasnya.

Jimmy menuturkan, keberhasilan operasi ini merupakan atensi dari seluruh jajaran TNI-AD, sehingga RSUP Kandou mampu untuk melaksanakannya.

"Saya mendapat kunjungan dari Danrem 131/Santiago Pak Mukhlis untuk silahturahmi, tetapi poin utamanya untuk membahas kedua pasien ini dilakukan operasi pemisahan, dan kami pun langsung membentuk tim terpadu, kita matangkan tim dokter dan semua komponen untuk menunjang proses ini," sebutnya.

Menurut Jimmy, pelaksanaan operasi pemisahan anak kembar siam ini berjalan dengan lancar.

"Saya berterima kasih serta memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi teman-teman dokter dan semua jajaran TNI-AD yang turut mengikuti jalannya operasi dari awal sampai selesai," katanya.

Dikatakannya, baik sebelum maupun dalam proses operasi dirinya selalu memanjatkan doa kepada Tuhan agar proses operasinya berjalan lancar.

"Karena tujuan kita baik, untuk menyelamatkan kedua anak ini," tuturnya.

Libatkan 67 tenaga medis

Sementara itu, Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Kandou Manado, dr Jeheskiel Panjaitan mengatakan, pemisahan anak kembar siam sengaja dijadwalkan Kamis (21/4/2022) bertepatan dengan peringatan Hari Kartini karena kedua bayi tersebut berjenis kelamin perempuan.

"Setelah berkoordinasi dengan tim, maka dijadwalkan operasi pada tanggal 21 April, karena kedua bayi kembar siam tersebut adalah perempuan sekaligus untuk memperingati hari lahir RA Kartini," ungkap Jeheskiel sekaligus sebagai penanggung jawab tim terpadu operasi pemisahan anak kembar siam.

Ia mengungkapkan, ada sebanyak 67 tenaga medis yang terlibat dalam operasi pemisahan anak kembar tersebut.

"Puji Tuhan semua boleh berjalan dengan baik dan lancar, terima kasih atas kerja sama dari semua pihak," katanya.

Sementara itu. Ketua Tim Terpadu Operasi Pemisahan Kembar Siam RSUP Kandou, dr Harsali Lampus mengatakan, awalnya waktu operasi diperkirakan akan berlangsung selama 12 jam 15 menit.

Pukul 06.00 Wita, tim sudah mulai persiapan. Tim anestesi sudah mempersiapkan pasien dua jam.

Sementara pada pukul 08.45 Wita, tim dokter sudah siap untuk melakukan operasi dengan kondisi pasien sudah terbius.

"Pada saat jalannya operasi, puji Tuhan kami tidak mendapatkan banyak masalah, karena sebelumnya kami sudah melakukan pemeriksaan dan simulasi dengan waktu yang cukup lama," ungkapnya.

Ia menyampaikan terima kasih kepada manajemen RSUP Kandou yang memberikan kepercayaan dan selalu memberikan support bagi tim terpadu.

"Terima kasih kepada Pak Dirut yang sudah menyiapkan fasilitas, sarana prasarana, peralatan yang terbaik yang tak kalah saing baik nasional maupun internasional," ujarnya.

Sementara itu, Panglima Kodam XIII/Merdeka Mayor Jenderal TNI Alfret Denny Tuejeh menyampaikan apresiasi kepada tim dokter yang sudah berjuang untuk kedua anak tersebut.

"Saya selaku Pangdam terharu melihat perjuangan dan semangat dari tim dokter yang melaksanakan operasi besar ini, dan semuanya berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Apresiasi buat RSUP Kandou sudah membantu anak buah saya, yang mempunyai anak kembar siam ini, pesan saya pantau terus kedua anak ini pasca-operasi, berharap kepada Tuhan semuanya semakin membaik," tuturnya.

Operasi yang baru kali pertama di RSUP Kandou, disaksikan langsung oleh Panglima Kodam XIII/Merdeka, Mayor Jenderal TNI Alfret Denny Tuejeh, dan Komandan Korem 131/Santiago, Brigjen TNI Mukhlis SAP MM.

Juga Direktur Utama RSUP Kandou Manado, dr Jimmy Panelewen, Direktur SDM Pendidikan dan Umum, dr Ivonne Rotty, serta Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, dr Jeheskiel Panjaitan, dan pejabat terkait RSUP Kandou, melalui layar monitor di ruang jantung CVBC RSUP Kandou.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/23/100628078/libatkan-67-tenaga-medis-anak-kembar-siam-prajurit-tni-ad-di-manado

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke