Salin Artikel

Meneladani Integritas Aiptu Jailani

Dibalik itu, ada hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan hidup beliau.

Bagi Aparatur Negara, nilai integritas merupakan hal mendasar dan terus ditekankan oleh para pimpinan untuk dipegang erat para punggawa negara.

Menpan-RB telah menetapkan Integritas sebagai satu dari delapan Kompetensi Manajerial yang wajib dimiliki oleh setiap Aparatur Sipil Negara.

Secara sederhana Integritas dapat diartikan dengan nilai kejujuran. Bertingkah laku sesuai dengan perkataan; berkata sesuai dengan fakta. Begitulah indikator perilaku integritas dalam Kamus Kompetensi ASN.

Namun nyatanya, menerapkan integritas tidaklah semudah mengatakannya. Bahkan pejabat yang sering mengajak orang lain untuk berintegritas pun tidak dijamin mampu konsisten dalam menerapkan nilai ini dalam setiap situasi.

Dalam pengamatan saya, satu dari penyebab utamanya adalah kurangnya contoh dalam implementasinya, atau contoh itu sebenarnya ada, banyak, namun tertutup oleh informasi yang lebih cenderung mengungkap sisi gelap pelanggaran integritas.

Sebagian berpendapat bahwa integritas perlu dibangun dari dalam, atau kita kenal dengan istilah “inside-out”. Saya pun sepakat.

Namun, kita berada dalam komunitas yang beragam. Untuk membangun kesadaran diri, terkadang perlu pemantik dari luar.

Generasi penerus bisa jadi bertanya-tanya dan meragukan sikap berintegritas yang diajarkan dalam berbagai pelatihan, ketika mereka melihat pada praktiknya tidak demikian.

Mari kita bantu tunas muda aparatur negara dengan memberikan fakta pelaksanaan integritas dalam kehidupan nyata.

Keberadaan Aiptu Jailani kiranya dapat menjadi salah satu figur yang dapat kita teladani bersama, khususnya bagi aparatur negara.

Di dalam kesederhanaannya, beliau tidak pandang bulu dalam penegakan ketentuan yang ada sebagai polisi lalu lintas.

Pada 2013, Jailani mendapatkan penghargaan dari Polda Jatim karena memiliki credit point terbanyak, yakni 2400 surat tilang selama setahun.

Tahun sebelumnya, Jailani pernah viral karena menilang istri sendiri saat pelaksanaan Car Free Day (CFD).

Padahal bisa saja saat itu sang Polisi “melepaskan” istrinya, mengingat risiko yang dapat menunggunya di rumah jika memberikan tilang.

Namun sikap jujur mendorongnya untuk tetap tegas, kepada siapapun, termasuk keluarga sendiri.

Sebagai tambahan, bagi Anda yang Muslim, tentu masih ingat bagaimana sikap Nabi Muhammad SAW dalam menerapkan hukum yang tidak pandang bulu.

Sabda beliau yang masyhur: “Sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah jika ada orang terhormat dan mulia di antara mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. Sebaliknya jika orang rendahan yang mencuri, mereka tegakkan hukuman terhadapnya. Demi Allah, bahkan seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya.”

Kita boleh mencobanya, dan kemudian melihat hasilnya.

Jika setiap aparatur negara, baik Aparatur Sipil, TNI, POLRI, kita bersama-sama mencontoh apa yang sudah dipraktikkan oleh Aiptu Jailani, jika setiap dari kita memberikan contoh pada generasi penerus, maka harapan untuk memiliki negara yang adil makmur akan semakin dekat untuk kita wujudkan.

Ada hikmah dari setiap kejadian. Dibalik mangkatnya sang Teladan Kejujuran, tersimpan harapan.

Jika semakin banyak contoh yang dapat diungkapkan, tunas-tunas muda aparatur negara akan semakin yakin bahwa integritas itu nyata.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/21/040000578/meneladani-integritas-aiptu-jailani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke