Salin Artikel

Bank Banten Rugi Rp 265 Miliar di Tahun 2021, Lebih Baik dari 2020

SERANG, KOMPAS.com - PT Bank Pembangunan Daerah Banten tbk atau Bank Banten mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 265,18 miliar pada tahun 2021.

Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan, meski masih mencatat rugi tetapi kerugian berhasil ditekan sebesar 20,88 persen dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 308,16 miliar.

Dikatakan Agus, capaian itu disumbangkan dari pendapatan sepanjang tahun 2021, di mana pendapatan bunga bersih tumbuh 90 persen secara tahunan (yoy), dari Rp 35,23 miliar menjadi Rp 67,02 miliar.

“Perbaikan ini sejalan dengan milestone yang kami rencanakan. Tahun 2022 merupakan tahap kedua dari fase perbaikan kinerja perseroan, yaitu fase akselerasi pertumbuhan,” kata Agus melalui keterangan tertulisnya, Senin (18/4/2022).

Disebutkan Agus, pada Desember 2021 aset perusahaan meningkat secara signifikan sebesar 65,7 persen. Pada 31 Desember 2020 aset perusahaan tercatat Rp 5,34 trilun dan di akhir 2021 naik menjadi Rp 8,85 triliun.

Hal itu, lanjut Agus didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat secara signifikan sebesar 79,8 persen ke angka Rp 4,64 triliun, dari Rp 2,58 triliun pada 31 Desember 2020.

Kemudian, kenaikan DPK secara signifikan mengindikasikan meningkatnya kepercayaan nasabah untuk menempatkan dana di Bank Banten.

Demikian pula, pendapatan operasional selain bunga naik 45,8 persen secara yoy menjadi Rp 41,85 miliar dari Rp 28,7 miliar.

Di sisi biaya, kata Agus, perseroan juga melakukan efisensi operasional sehingga berhasil menekan beban bunga menjadi Rp 241 miliar.

Penurunan itu mencapai 27,7 persen dibandingkan Desember 2020, serta beban operasional selain bunga juga turun menjadi Rp 313 miliar, membaik 2,7 persen secara tahunan.

“Periode 2021 merupakan masa penyehatan dengan empat fokus utama. Mulai dari memperbaiki kualitas aktiva produktif menjaga likuiditas bank, memperkuat permodalan Bank dan mengimplementasikan perbaikan Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan arahan OJK,” ujar Agus.

Sementara itu, dari sisi prudential banking menunjukan adanya peningkatan likuiditas yang membaik. Namin, penyaluran kredit sangat selektif untuk menjaga kualitas kredit.

"Sehingga LDR terjaga di 66,47 persen pada Desember 2021, dibandingkan 146,77 persen di tahun sebelumnya," kata Agus.

Menurut Agus, likuiditas yang membaik juga terlihat dari naiknya penempatan dana pada Bank Indonesia dan surat berharga negara, yang masing-masing meningkat 152 persen menjadi Rp 1 triliun dan 32,5 persen menjadi Rp 818 miliar.

Untuk itu, Agus optimis adanya  perbaikan kinerja ini merupakan hasil penerapan transformasi internal dan juga didukung peningkatan trust dari masyarakat terhadap perseroan.

"Kami telah mendapat dukungan dari para pemimpin di Banten yang memasukkan Perda Ekosistem Ekonomi Banten dalam prolegda. Semoga ini dapat menjadi langkah awal untuk mendorong semua pihak memilih Bank Banten," tandas Agus.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/18/191225178/bank-banten-rugi-rp-265-miliar-di-tahun-2021-lebih-baik-dari-2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke